banner 728x250

Kemenperin Tancap Gas! Transformasi Industri Halal RI Siap Tembus Pasar Dunia

Foto dok Kemenperin

ABNnews – Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk terus memacu pengembangan industri halal Indonesia agar bisa lebih berdaya saing di lingkup nasional hingga kancah global. Oleh karena itu, diperlukan upaya percepatan transformasi industri halal melalui berbagai program dan kebijakan terintegrasi yang berfokus pada penguatan ekosistem halal nasional termasuk di sektor industri.

“Guna mencapai sasaran tersebut, strateginya antara lain meliputi penguatan regulasi dan kebijakan, pengembangan infrastruktur ekosistem halal, fasilitasi sertifikasi halal untuk IKM, inovasi produk dan industri berbasis halal, promosi dan ekspor produk halal, serta kolaborasi global dan diplomasi halal,” kata Kepala Pusat Industri Halal Kemenperin, Kris Sasono Ngudi Wibowo pada Media Gathering Halal Indonesia International Industry Expo 2025 (Halal Indo 2025) di Jakarta, Kamis (17/7).

Kris mengemukakan, Kemenperin telah menyusun peta jalan Pengembangan Industri Halal dengan berpedoman pada RPJPN 2025-2045 dan RPJMN 2025-2029.

“Harapannya peta jalan ini dapat menjadi pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi dalam pengembangan industri halal,” ujarnya.

Secara berkesinambungan, Kemenperin juga sedang menyiapkan strategi inovasi industri halal seperti pembangunan pusat inovasi halal (Halal Innovation Hub), integrasi kurikulum inovasi halal dalam pendidikan vokasi yang didukung dengan riset bersama antara perguruan tinggi dengan perusahaan industri, pembangunan jaringan inkubator dan akselerator khusus halal di Kawasan Industri Halal (KIH), serta pembangunan dashboard data halal nasional.

Lebih lanjut, Kris menyampaikan saat ini lebih dari 20 unit kerja di lingkungan Kemenperin telah terakreditasi sebagai bagian dari infrastruktur industri halal nasional, baik sebagai Lembaga Pemeriksa Halal (LPH), Lembaga Penjamin Proses Produk Halal (PL3H), Lembaga Pelaksana Pelatihan Halal, maupun Lembaga Sertifikasi Profesi bagi SDM Industri Halal. Keberadaan infrastruktur yang lengkap ini diharapkan dapat mengakselerasi jumlah sertifikat halal di sektor industri. 

Hingga semester I tahun 2025, tercatat sebanyak 162.109 sertifikat halal telah diterbitkan, dengan dominasi pada tiga industri pengolahan yakni di bidang makanan (130.111 industri), minuman (10.383 industri), serta industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional (1.633 industri).

Fasilitasi industri halal yang dilakukan oleh Kemenperin terus mendorong pencapaian ini, di mana pada tahun 2025 diharapkan dapat mencapai target pemberian fasilitasi sertifikasi halal kepada 2.925 industri di seluruh Indonesia, baik melalui skema regular maupun self-declare. 

“Program fasilitasi sertifikasi halal regular yang diberikan Kemenperin juga disertai dengan fasilitasi pelatihan penyelia halal, agar penerapan halal di sektor industri bisa berjalan dengan konsisten,” tutur Kris.

Berbagai strategi ini didukung dengan adanya promosi dan kerja sama secara global, yang di antaranya dilakukan dengan mendorong daya saing produk halal Indonesia di pasar internasional. Selain itu, Kemenperin juga menggelar Indonesia Halal Industry Awards (IHYA) serta pemberian dukungan pada penyelenggaraan Halal Indonesia International Industry Expo (Halal Indo) 2025 yang akan digelar pada tanggal 25-28 September 2025 di ICE BSD, Tangerang. 

“Halal Indo 2025 bukan sekedar menjadi pameran industri halal terbesar di tanah air saat ini, namun juga telah menjadi bagian dari siklus agenda pameran halal internasional, sehingga diharapkan dapat menjadi platform yang optimal bagi para pelaku industri halal Indonesia untuk unjuk gigi dan memperluas akses pasar di kancah global,” paparnya.

Kris berharap agar kolaborasi antara Kementerian/Lembaga, pelaku industri, serta stakeholder terkait lainnya dapat terus diperkuat.

“Industri halal akan makin berkembang ketika pasar mulai membuka diri. Pasar global sudah luar biasa besar, kita perlu terus bersinergi dan berkolaborasi untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah global sebagai pemimpin industri halal,” imbuhnya.

Merujuk data yang dirilis oleh Dinar Standar, Indonesia kembali unjuk gigi setelah bertahan dalam peringkat ketiga pada Top 15 Global Islamic Economy Indicator Score 2024/25. Pada data tersebut, Indonesia menunjukkan keunggulan pada sejumlah sektor industri halal, di antaranya modest fashion, farmasi dan kosmetik, serta makanan. Bahkan, SGIER 2024/25 kembali menyebutkan di tahun 2023, konsumsi umat muslim dunia pada enam sektor ekonomi syariah mencapai USD 2,43 triliun, yang turut menujukkan kebutuhan terhadap produk halal menjadi pasar yang potensial.

Sementara itu, Senior Head of Stakeholders Relations ParagonCorp M. Adi Yasir menyampaikan, halal kini telah menjadi lifestyle dan standar kehidupan masyarakat luas. Oleh karenanya, perusahaan berkomitmen untuk mengusung halal dalam semua produknya. 

Bahkan, ParagonCorp menempatkan prinsip halal bukan sekadar label, melainkan sebagai fondasi utama dalam inovasi produknya. Mulai dari pemilihan bahan baku bersertifikat internasional, proses manufaktur berbasis teknologi, hingga komitmen terhadap keberlanjutan dan etika, semua dijalankan secara konsisten.

“Yang terpenting juga adalah value halal itu sudah mendarah daging di seluruh lini manajamen kami. Maka itu, Wardah telah menjadi pionir dalam memproduksi produk kosmetik halal di Indonesia,” ungkapnya.

Sebagai bentuk dukungan terhadap pelaku usaha mikro di Indonesia, ParagonCorp telah berinisiatif memfasilitasi pemberian sertifikasi halal secara gratis bagi para pelaku UMKM. Hal ini untuk lebih memperkuat ekosistem UMKM halal agar lebih berdaya saing dan berkelanjutan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *