ABNnews — Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan RI terus berupaya menyediakan vaksin untuk mencegah penyakit mpox atau monkeypox. Sebab, saat ini ketersediaan vaksin Modified Vaccinia Ankara-Bavarian Nordic (MVA-BN) untuk mpox, masih terbatas.
Karena itu, pemerintah hanya memprioritaskan vaksin mpox kepada daerah-daerah yang telah melaporkan adanya kasus. Selain itu, vaksin juga diberikan hanya untuk kelompok beresiko tinggi.
“Vaksin mpox saat ini masih terbatas dan digunakan pada sasaran prioritas di daerah yang dilaporkan adanya kasus. Khusus di Bali, karena akan ada pertemuan internasional, Indonesia-Africa Forum (IAF), dimana ada beberapa peserta dari daerah terjangkit maka ada upaya mitigasi risiko,” kata Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes RI dr Prima Yosephine dalam keterangan resmi yang dikutip, Sabtu (31/08).
Prima mengatakan, jenis vaksin mpox yang dipakai di Indonesia adalah golongan Modified Vaccinia Ankara-Bavarian Nordic (MVA-BN).
MVA-BN merupakan vaksin turunan smallpox generasi ke-3 yang bersifat non-replicating, vaksin ini juga sudah mendapat rekomendasi dari WHO.
Prima kembali mengingatkan bahwa penyakit mpox dapat dicegah dengan menghindari kontak fisik dengan penderita. Vaksinasi dapat mencegah infeksi berat dan keparahan terhadap penyakit.
Berdasarkan laporan periode 11-17 Agustus 204, sepanjang tahun 2022-2024 kasus mpox di Indonesia berjumlah 88 kasus.
Kasus tersebut tersebar di Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kepulauan Riau dan Yogyakarta.
Sebelumnya, WHO telah menetapkan penyakit mpox atau cacar monyet sebagai darurat kesehatan masyarakat global.
Terlebih negara tetangga RI, Thailand baru-baru ini mengonfirmasi kasus pertama varian mpox yang lebih berbahaya, yakni clade 1b.
Kasus tersebut menimpa seorang pria Eropa berusia 66 tahun. Diketahui, pria tersebut sempat melakukan perjalanan ke wilayah Afrika