banner 728x250

Crash Diet Tidak Membuat Berat Badan Anda Turun, Justru Mengganggu Metabolisme Tubuh

Ilustrasi crash diet. (Foto: harper's bazar indonesia)
banner 120x600
banner 468x60

ABNnews — Anggapan metode crash diet (mengurangi makan) dapat menurunkan berat badan, selama ini ternyata salah. Sebaliknya, metode mengurangi makan justru dapat berakibat memperlambat metabolisme tubuh dan berujung sulitnya menurunkan berat badan. Kok bisa?.

Ahli Penyakit Dalam Rumah Sakit Wockhardt Mumbai Central, Dr. Rituja Ugalmugle menjelaskan, ketika kita mengurangi asupan kalori secara signifikan, maka yang terjadi adalah tubuh memasuki mode kelaparan. Hal itu, kata Ugalmugle, membuat mekanisme bertahan hidup berevolusi untuk menghemat energi selama masa kekurangan makanan.

banner 325x300

“Mode ini memperlambat metabolisme tubuh untuk menjaga simpanan lemak. Dengan demikian akan lebih sulit untuk menurunkan berat badan,” kata Ugalmugle seperti dikutip <span;>laman Hindustan Times.

“Dalam beberapa kasus, metode mengurangi makan justru menyebabkan penambahan berat badan. Hal itu terjadi karena tubuh menjadi lebih efisien dalam menyimpan energi yang diterimanya,” paparnya.

Ia mengatakan, dampak mengurangi makan atau mengonsumsi terlalu sedikit kalori juga dapat mengakibatkan hilangnya massa otot. “Jaringan otot membakar lebih banyak kalori saat istirahat daripada jaringan lemak, sehingga kehilangan massa otot dapat menurunkan laju metabolisme secara keseluruhan,” jelasnya.

Ditambahkannya, penurunan metabolisme ini berarti membakar lebih sedikit kalori sepanjang hari, sehingga penurunan berat badan menjadi lebih sulit dan kenaikan berat badan lebih mungkin terjadi.

Lebih jauh Ugalmugle mengatakan, pola makan yang ketat sering kali kekurangan nutrisi penting, yang dapat mengganggu fungsi tubuh yang normal.

Kekurangan nutrisi, kata dia, dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon, terutama hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang, seperti ghrelin dan leptin.

“Ketidakseimbangan hormon ini dapat meningkatkan rasa lapar dan menyebabkan makan berlebihan atau keinginan makan, yang selanjutnya menyebabkan penambahan berat badan,” ungkapnya.

Diet yang terlalu ketat juga dapat menimbulkan stres secara mental dan emosional dan meningkatkan produksi kortisol, hormon yang terkait dengan penambahan berat badan, terutama di bagian perut. “Kadar kortisol yang tinggi dapat mendorong tubuh untuk menyimpan lemak, terutama lemak visceral,” katanya.

Terakhir, mengurangi makan juga dapat mengurangi pengeluaran energi lebih dari yang diharapkan berdasarkan asupan kalori yang disebut dengan proses termogenesis adaptif. Ini adalah mekanisme perlindungan lain terhadap kelaparan, tetapi dapat meringankan upaya penurunan berat badan.

“Maka itu, metode mengurangi makan ternyata tidak signifikan dalam menurunkan berat badan, dan sebaliknya justru dapat menyebabkan berbagai masalah metabolisme dalam tubuh akibat kekurangan nutrisi,” tandasnya.

Metabolisme adalah proses pembakaran kalori dari makanan dan minuman untuk kemudian diubah menjadi energi yang akan digunakan dalam aktivitas sehari-hari.

Selama ini, peningkatan metabolisme dianggap sebagai salah satu cara menurunkan berat badan yang efektif.

Semakin tinggi tempo metabolisme tubuh, kian banyak pula kalori yang dapat terbakar sehingga penumpukan kalori dalam bentuk lemak pun dapat dicegah.

Namun perlu diingat, laju metabolisme setiap orang berbeda-beda dan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, suhu, ukuran, dan komposisi tubuh.

Ada beberapa cara meningkatkan metabolisme tubuh. Salah satunya adalah dengan makan secara teratur dan bukan malah melakukan crash diet (mengurangi makan).

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *