ABNnews – Industri di Bali terus bergerak, mulai dari pakaian jadi, tekstil, furnitur, kulit, makanan-minuman, hingga kerajinan. Agar semakin kompetitif, pemerintah menghadirkan Program Kredit Industri Padat Karya (KIPK) yang menawarkan pinjaman besar dengan bunga ringan.
“Program ini jadi tonggak penting karena memberikan akses pembiayaan dengan subsidi bunga. Pelaku industri padat karya bisa meningkatkan produktivitas, memperluas lapangan kerja, sekaligus menjaga ketahanan ekonomi nasional,” ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita saat membuka sosialisasi KIPK di Denpasar, Kamis (4/9).
Lewat KIPK, pelaku industri bisa mengakses kredit mulai Rp500 juta hingga Rp10 miliar dengan subsidi bunga/marjin sebesar 5%. Tenor pinjaman fleksibel sampai 8 tahun. Pemerintah mengalokasikan dana sekitar Rp20 triliun untuk program ini.
Gubernur Bali Wayan Koster menyebut KIPK hadir di waktu yang tepat untuk mendukung transformasi ekonomi daerah. “Program ini selaras dengan konsep Ekonomi Kerthi Bali yang menekankan pertumbuhan berkelanjutan, ramah lingkungan, dan berbasis kearifan lokal,” jelasnya.
Dalam acara tersebut, Kemenperin juga meneken perjanjian kerja sama pembiayaan dengan BPD DIY sebagai bank penyalur terbaru. Kini sudah ada enam bank penyalur KIPK: BPD Bali, BPD Jateng, Bank Mandiri, Bank BNI, BPD Kalteng, dan BPD DIY.
Secara simbolis, penyaluran perdana dilakukan lewat BPD Bali kepada tiga industri: CV Pelangi (makanan), Dian’s Rumah Songket dan Endek (tekstil), serta CV Bali Tedung Nusa Island (furnitur).
Target 3.739 Industri
Dirjen KPAII Tri Supondy menyebut KIPK merupakan tindak lanjut arahan Presiden untuk memperkuat sektor padat karya, seperti makanan-minuman, tekstil, pakaian jadi, kulit, alas kaki, furnitur, hingga mainan anak.
“Melalui KIPK, kami ingin memastikan industri padat karya bisa tumbuh berdaya saing dan memberi kontribusi lebih besar pada perekonomian nasional,” ujarnya.
Data SIINas mencatat, ada 3.739 pelaku industri yang berpotensi menerima manfaat program ini. Kemenperin pun terus gencar sosialisasi agar makin banyak pelaku usaha bisa mengakses kredit murah ini.
Menutup acara, Menperin Agus menegaskan pentingnya dukungan semua pihak. “Saya berharap KIPK jadi momentum bersama memperkuat daya saing industri padat karya. Dengan kerja sama pemerintah, bank penyalur, dan pelaku usaha, manfaatnya bisa nyata bagi ketahanan industri nasional dan kesejahteraan masyarakat,” katanya.