ABNnews — Setelah 12 hari berperang, Iran dan Israel kini tengah dalam gencatan senjata, yang diinisiasi Amerika Serikat (AS) sejak Senin, 23 Juni 2025 lalu.
Selama perang 12 hari, aksi saling serang terus dilakukan. Banyak kerusakan terjadi. Ratusan nyawa melayang, ribuan terluka, dan banyak fasilitas yang rusak. Iran dan Isarel sama-sama saling mengklaim sebagai pihak yang menang.
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei menyampaikan pidato perdananya usai Iran dan Israel resmi gencatan senjata. Dalam pidato yang disiarkan televisi pemerintah pada Jumat (26/06), Khamenei mengatakan bahwa Iran telah menang melawan rezim Zionis.
Ia berujar Israel sudah tersingkir dan hancur di bawah hantaman Iran. “Pikiran bahwa Iran dapat memberikan pukulan seperti itu pada mereka sama sekali tak pernah terlintas dalam benak mereka dan tak pernah terbayangkan oleh mereka. Namun, inilah yang terjadi,” kata Khamenei, seeprti dikutip dari laman resminya.
Khamenei mengucapkan syukur dan menyampaikan terima kasihnya kepada Angkatan Bersenjata Iran serta orang-orang di balik kekuatan militer Teheran atas kemenangan yang telah dicapai itu.
Pada saat yang sama, ia juga mengucapkan selamat atas kemenangan Iran melawan Amerika Serikat. “Rezim AS memasuki perang secara langsung karena merasa bahwa rezim Zionis akan hancur total jika mereka tidak melakukannya. Mereka memasuki perang untuk menyelamatkan rezim itu namun tidak mencapai apa-apa,” ucap Khamenei.
Menurut Khamenei, serangan AS terhadap tiga fasilitas nuklir Iran, yang diklaim menghancurkan seluruhnya, nyatanya tidak berdampak apa-apa. Serangan AS menurutnya cuma akan menyeret Washington ke pengadilan internasional.
“Presiden AS menggunakan frasa berlebihan nan aneh dalam menggambarkan apa yang terjadi. Terbukti bahwa dia memang butuh untuk berlebihan. Karena siapa pun yang mendengar pernyataannya, tahu bahwa di balik kata-kata itu terbentang kebenaran lain, yaitu bahwa mereka tidak mencapai apa pun,” tegas Khamenei.
“Mereka gagal mencapai tujuan yang mereka inginkan dan mereka melebih-lebihkan banyak hal untuk menutupi dan menyembunyikan kebenaran,” lanjutnya.
Khamenei berujar serangan balasan Iran terhadap AS yang menargetkan Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar justru telah menimbulkan kerusakan pada fasilitas itu. Namun kerusakan itu, kata dia, disembunyikan oleh AS untuk menutupi kegagalan Washington.
“Fakta bahwa Iran memiliki akses ke pusat-pusat utama AS di kawasan dan dapat mengambil tindakan kapan pun diperlukan adalah hal yang signifikan. Ini cukup signifikan,” ucapnya.
“Tindakan semacam itu dapat terjadi lagi di masa mendatang. Jika terjadi agresi, musuh-agresor pasti akan membayar harga yang mahal,” imbuh dia.
Dalam kesempatan itu, Khamenei turut menyampaikan terima kasih kepada bangsa Iran yang telah bahu membahu menyatukan solidaritas dan memberikan dukungan terhadap militer.
Ia menegaskan sampai kapan pun bangsa Iran adalah bangsa yang kuat dan terhormat yang tidak akan menyerah seperti yang diinginkan AS.
“Siapa pun yang mengharapkan Iran untuk menyerah kepada negara lain, berarti mengoceh omong kosong yang pasti akan ditertawakan oleh orang-orang yang bijak dan berpengetahuan. Bangsa Iran adalah bangsa yang mulia dan akan tetap mulia,” tukasnya.
Ini adalah pidato perdana Khamenei usai Iran vs Israel sepakat gencatan senjata mulai Senin (23/06). Di kubu Israel, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu berkoar-koar memuji kemenangan bersejarah dalam perang 12 hari negaranya melawan Iran.
Hal itu dikatakan dia dalam pidato yang disiarkan televisi kepada rakyat setelah dimulainya gencatan senjata yang disetujui oleh kedua negara dilansir AFP, Rabu (25/06).
Netanyahu berjanji untuk mencegah Teheran membangun kembali fasilitas nuklirnya. “Kami telah mencapai kemenangan bersejarah. Iran tidak akan pernah memiliki senjata nuklir,” kata Netanyahu dalam pidato hampir 10 menit.