ABNnews – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Program Kartu Prakerja yang diluncurkan pemerintah sejak 2020 adalah yang pertama di dunia.
Dalam catatannya belum ada negara didunia ini yang membuat program khusus untuk reskilling dan upskilling demi memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM) nya. Dan hal besar ini mampu dilakukan pemerintah Indonesia ketika pandemi covid-19 melanda.
“Ini adalah proyek pemerintah untuk masyarakat yang pertama. Saya berani menyatakan bahwa hal ini adalah yang pertama di dunia, di mana kami bisa memberdayakan masyarakat melalui pelatihan,” ujarnya dalam acara The Big Idea Forum CNN Indonesia yang dikutip Selasa (9/7/24).
Menko Airlangga menyebut sampai saat ini lebih dari 18 juta masyarakat yang menerima pelatihan Kartu Prakerja. Dia menilai program tersebut memberikan manfaat bagi masyarakat, terutama yang kehilangan pekerjaan imbas pandemi Covid-19.
“Jadi kami memberikan pendidikan yang dibuat khusus kepada masyarakat. Kami memberikannya tidak cuma untuk satu orang saja, tapi dalam tiga tahun, kami berhasil memberikannya untuk 18 juta orang. Mereka mengikuti pelatihan sesuai dengan keinginan mereka,” jelas Airlangga.
Keuntungan lain yang dirasakan masyarakat selain mendapat pelatihan, peserta mendapatkan insentif setelah menyelesaikan program tersebut. Tujuannya untuk merangsang keikutsertaan dengan tuntas dan menjadi bekal mengembangkan ilmu yang diterima dalam pelatihan.
“Dan bila mereka berhasil menyelesaikannya, pemerintah memberikan bantuan sosial selama masa pandemi sebesar Rp600 ribu (per bulan) selama 4 bulan. Setelah itu, tentu mereka bisa menjadi wirausahawan atau mereka bisa mendapatkan pekerjaan baru,” jelasnya.
Berdasarkan data Kemenko Perekonomian, pada tahap awal, setiap peserta Prakerja memang mendapatkan paket manfaat senilai Rp3,55 juta per orang. Paket itu untuk bantuan biaya pelatihan Rp1 juta yang bisa digunakan untuk membeli aneka pelatihan di platform yang bekerja sama.
Lalu ada insentif setelah pelatihan selesai Rp2,4 juta untuk empat bulan (Rp600 ribu per bulan), dan insentif setelah pengisian survei evaluasi Rp150 ribu untuk tiga kali survei (Rp50 ribu per survei) yang ditransfer ke rekening bank atau e-wallet LinkAja, Ovo atau GoPay milik peserta.
Diterangkan Airlangga, program Kartu Prakerja yang berjalan berjalan sampai saat membuat pihak pemerintah Jepang ingin belajar dari Indonesia. Pemerintah jepang ingin meningkatkan kemampuan masyarakatnya terutama dari segi bahasa.
“Saya bertemu dengan menteri mereka, Taro Kono, dan dia mengatakan bahwa dia ingin belajar dari Indonesia,” tutup Airlangga.