banner 728x250

Densus 88 Sebut Terduga Teroris yang Ditangkap Bagian dari NII dan Ansharuh Daulah

Densus 88: Terduga teroris ditangkap saat Nataru bagian NII dan AD. (Foto: istimewa)

ABNnews — Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap tujuh terduga teroris dalam rangka pengamanan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Ketujuhnya merupakan bagian dari jaringan Negara Islam Indonesia (NII) dan Ansharuh Daulah (AD).

Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, AKBP Mayndra Eka Wardhana mengatakan, dua tersangka yang diamankan berasal dari kelompok NII dan ditangkap di wilayah Sumatera Utara.  “Dilakukan penegakan hukum terkait perannya dalam struktur organisasi NII,” ujar Mayndra dikutip pada Rabu (31/12).

Sementara itu, lima tersangka lainnya diketahui merupakan bagian dari kelompok Ansharuh Daulah yang berafiliasi dengan Daulah Islamiyah atau ISIS. Kelompok ini dinilai aktif menyebarkan propaganda serta menyerukan aksi teror.

“Pendukung Daulah (ISIS) yang aktif menyerukan propaganda dan seruan untuk melakukan aksi teror,” ucapnya.

Kelima tersangka tersebut diamankan di sejumlah wilayah berbeda, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Papua.

Pengungkapan tersebut disampaikan dalam acara Rilis Akhir Tahun 2025 Polri yang digelar di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta. Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Pol. Syahardiantono menyebut, Densus 88 berhasil menangani sejumlah kasus terorisme menonjol sepanjang 2025.

Kasus pertama adalah pengungkapan jaringan radikalisme yang menyasar anak di bawah umur melalui rekrutmen daring. Kasus ini melibatkan lima tersangka teroris dengan target sebanyak 110 anak di 23 provinsi.

Kedua, Densus 88 berhasil menggagalkan empat rencana aksi terorisme yang dirancang oleh kelompok Ansharuh Daulah.

Ketiga, penangkapan tujuh tersangka terorisme dalam rangka pengamanan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

Keempat, Densus 88 juga melakukan penanganan terhadap 68 anak di 18 provinsi yang terpapar ideologi kekerasan ekstrem. Yakni, melalui grup Terrorist Cyber Community (TCC), termasuk paham neo-Nazi dan white supremacy.

“Mereka ditemukan telah menguasai berbagai senjata berbahaya dengan rencana aksi yang menyasar lingkungan sekolah. Serta teman sejawat mereka,” kata Syahardiantono.

Polri menegaskan akan terus meningkatkan upaya pencegahan dan penindakan terhadap jaringan terorisme demi menjaga keamanan nasional, khususnya pada momen-momen strategis seperti perayaan hari besar keagamaan dan pergantian tahun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *