ABNnews — Badan Narkotika Nasional (BNN) mengumkan penangkapan Dewi Astutik alias Mami, buronan internasional dan aktor intelektual penyelundupan 2 ton sabu senilai Rp5 triliun ke RI.
Astutik bagian dari jaringan Golden Triangle, organisasi narkoba internasional yang berpusat di Thailand, Myanmar dan Kamboja. Ia ditangkap oleh BNN bersama Kepolisian Kamboja, KBRI Phnom Penh, Atase Pertahanan RI, Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI serta Bea dan Cukai.
Penangkapan mantan tenaga kerja wanita (TKW) itu dilakukan di Sihanoukville, Kamboja, melalui operasi senyap lintas negara. Kepala BNN Komjen Suyudi Ario Seto mengatakan pelaku ditangkap pada Senin (01/12), saat sedang bersama seorang pria di area lobi hotel di Sihanoukville, Kamboja.
“Tersangka ditangkap berada dalam kendaraan Toyota Prius berwarna putih, usai keluar dari salah satu hotel di Sihanoukville, Kamboja,” jelasnya dalam konferensi pers.
Suyudi menjelaskan bandar besar tersebut tidak melawan saat digelandang oleh petugas. Dewi juga dinilai kooperatif untuk menyampaikan keterangan dalam pemeriksaan pascapenangkapan. “Target kita amankan tanpa perlawanan dan cukup kooperatif dan laki-laki yang bersangkutan saat ini masih dilakukan pendalaman,” katanya.
Suyudi mengatakan Astutik mengedarkan barang haram narkotika tersebut ke negara Indonesia hingga Brasil. Akibat perbuatannya itu, kata dia, sosok Dewi yang bernama Paryatin bahkan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) yang diterbitkan oleh Korea Selatan.
“Indonesia, Laos, Hongkong, Korea, Brasil, Ethiopia, dan dari pendalaman didapatkan info benar Paryatin alias Dewi Astutik merupakan DPO Korea Selatan,” ujarnya.
Suyudi menjelaskan Astutik juga beroperasi di wilayah Golden Triangel (Thailand, Myanmar, Laos) sejak 2023. Astutik, kata dia, juga berperan merekrut anggota untuk jaringan perdagangan narkotika di negara-negara Asia Afrika. “Kurir-kurir Paryatin alias Astutik beroperasi di negara antara lain: Indonesia, Laos, Hongkong, Korea, Brasil, Ethiopia,” jelasnya.
Suyudi mengatakan mayoritas yang dipekerjakan Astutik merupakan warga negara Indonesia (WNI) yang tidak memiliki pekerjaan di Kamboja. “Paryatin khusus merekrut WNI yang jobless di Kamboja serta kawan-kawan kurir yang bersedia bergabung dengan Paryatin alias Astutik,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia menyebut saat ini pihaknya masih mendalami keterlibatan jaringan Dewi dengan buron narkoba Freddy Pratama yang juga beroperasi di Indonesia-Kamboja. “BNN turut berkolaborasi bersama Polri dan Bea Cukai guna mendalami operasi jaringan FP,” katanya.
Suyudi menegaskan bahwa penindakan tidak berhenti pada penangkapan. Tetapi akan berlanjut pada pembongkaran seluruh struktur jaringan yang selama ini beroperasi secara masif dan terorganisir.













