ABNnews – Industri furnitur nasional makin diperhitungkan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini disampaikan Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, dalam pembukaan Indo Wood Expo 2025 – Surabaya Edition, Kamis (19/6).
“Industri agro itu tulang punggung PDB industri non-migas. Dan industri furnitur salah satu penopang utamanya,” kata Putu.
Di Triwulan I 2025, sektor agro menyumbang 52,19% terhadap PDB industri pengolahan non-migas, dan industri furnitur mencatat kontribusi 1,15% pada 2024, naik 2,07% dibanding tahun sebelumnya.
Tak cuma itu, ekspor furnitur RI juga ikut naik. Nilainya meningkat dari USD 1,85 miliar pada 2023 menjadi USD 1,91 miliar di 2024 naik sekitar 3%.
Putu menyebut, peluang pasar furnitur global masih terbuka lebar. Nilai pasar dunia tahun ini tembus USD 660 miliar (sekitar Rp10.700 triliun) dan diprediksi tumbuh 4,9% per tahun hingga 2034.
“Ini peluang emas buat industri furnitur Indonesia untuk tembus pasar ekspor,” tegasnya.
Tapi jalan menuju global nggak selalu mulus. Industri furnitur nasional saat ini hadapi tantangan besar, mulai dari hambatan logistik akibat konflik geopolitik, regulasi ketat seperti EUDR dari Uni Eropa, hingga masuknya furnitur impor berbahan logam dan plastik.
Putu mengingatkan, tren pasar furnitur ke depan akan lebih ramah lingkungan, desain modular, dan mengadopsi teknologi seperti smart features, Augmented Reality (AR) hingga 3D printing.
“Transformasi teknologi jadi solusi. Dan ini yang terus kami dorong di Kemenperin,” katanya.
Salah satu langkah nyatanya adalah program restrukturisasi mesin yang dimulai sejak 2022. Program ini kasih reimburse 30% untuk mesin lokal dan 15% untuk mesin impor.
“Sudah 33 perusahaan yang ikut, dan nilai reimburse-nya mencapai Rp20,6 miliar,” beber Putu.
“Hasilnya? Ada peningkatan efisiensi proses hingga 11%, mutu produk naik 21%, dan produktivitas meningkat 24%. “Dampaknya sudah terasa,” tegasnya.
Selain itu, Kemenperin juga dukung industri furnitur lewat penyediaan bahan baku, pelatihan SDM, riset pasar, hingga kebijakan fiskal seperti tax holiday, super deduction tax, dan fasilitas ekspor-impor.
Putu berharap Indo Wood Expo 2025 bisa jadi panggung strategis bagi pelaku industri furnitur untuk update teknologi, akses bahan baku unggulan, dan ekspansi pasar global.
“Selamat kepada HIMKI, Pablo Publishing & Exhibition, dan Dyandra Promosindo. Semoga sukses dan memberi manfaat besar untuk industri furnitur nasional,” pungkasnya.