ABNnews – PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) makin serius mengintegrasikan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam seluruh aspek bisnisnya. Langkah ini jadi bagian dari upaya mendorong tata kelola berkelanjutan dan mempercepat target Net Zero Emission.
Sekretaris Perusahaan PLN EPI, Mamit Setiawan, mengatakan bahwa internalisasi ESG bukan cuma formalitas, tapi sudah menyatu dalam sistem operasional dan sosial perusahaan.
Salah satu wujud konkretnya adalah program integrated farming system, yakni pemanfaatan lahan tidak produktif untuk menanam biomassa. Selain mendukung strategi dekarbonisasi, program ini juga melibatkan dan memberdayakan masyarakat sekitar.
“Kami ingin hadir sebagai mitra strategis masyarakat, memberikan manfaat nyata dan berkelanjutan,” kata Mamit, Jumat (14/6).
Di sisi lingkungan, PLN EPI juga menjalankan strategi cofiring biomassa di PLTU, menggantikan sebagian batu bara dengan bahan organik seperti serbuk gergaji, ranting kayu, dan limbah sawit. Tak hanya itu, perusahaan juga mulai menjajaki green hydrogen dan memperluas program gasifikasi untuk mengurangi ketergantungan pada PLTD.
Di internal perusahaan, tantangan terbesar saat ini adalah membangun budaya kerja pasca pembentukan Holding dan Subholding PLN. Namun, Mamit optimistis.
“Tahun ini, target kami adalah meningkatkan indeks keterlibatan pegawai atau employee engagement ke 82 persen,” ungkapnya.
Selain fokus pada lingkungan dan efisiensi energi, PLN EPI juga ingin menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, adil, dan berkelanjutan.
“Keberlanjutan itu bukan cuma soal lingkungan, tapi juga soal menciptakan karyawan yang bahagia dan merasa didengar,” tutup Mamit.
