ABNnews – Gempa dahsyat Megathrust bukan isu yang baru. Isu yang sudah sangat lama tapi kenapa BMKG dan beberapa pakar mengingatkan? Tujuannya adalah untuk ayo segera mitigasi dan agar warga waspada, menyiapkan diri.
Namun warga tidak perlu panik untuk menyikapi informasi adanya potensi gempa bumi Megatrust. Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Jateng Muhammad Chomsul, di Semarang, Selasa, menjelaskan bahwa ancaman dari Megathrust adalah gempa besar dan tsunami raksasa.
Ia menjelaskan Megathrust adalah pertemuan antarlempeng tektonik bumi di zona subduksi, yakni titik ketika satu lempeng meluncur ke bawah lempeng lain, dan biasanya ada di lautan.
Melanda Jepang
Sebelumnya gempa Megathrust melanda Nankai di timur lepas pantai Pulau Kyushu, Shikoku, dan Kinki, di Jepang Selatan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan Indonesia patut mewaspadai dampak yang ditimbulkan oleh gempa yang bersumber dari Megathrust Nankai.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Senin, mengatakan Megathrust Nankai adalah salah satu zona seismic gap (zona sumber gempa potensial tetapi belum terjadi gempa besar dalam masa puluhan hingga ratusan tahun terakhir) dan diduga saat ini sedang mengalami proses akumulasi medan tegangan atau stres kerak bumi.
Berdasarkan sejarah yang dihimpun BMKG menunjukkan gempa Megathrust Nankai telah membangkitkan beberapa kali gempa dahsyat yang destruktif. Contohnya, kata dia, Gempa Hakuho Nankai – Tsunami (tahun 684), Gempa Ninna Nankai (tahun 887), Gempa Kōwa Nankaido (tahun 1099), Gempa Shōhei Nankaido 8,4 magnitudo- Tsunami (3 Agustus 1361).
Kemudian Gempa Keichō Nankaido 7,9 magnitudo – Tsunami (3 Februari 1605), Gempa Hoei 8,7 magnitudo – Tsunami (28 Oktober 1707), Gempa Ansei Nankai 8,4 magnitudo – Tsunami (24 Desember 1854), Gempa Nankaido 8,4 magnitudo – Tsunami (21 Desember 1946).
Daryono menjelaskan gempa-gempa dahsyat tersebut hampir semuanya memicu tsunami, karena sistem Megathrust Nankai berpotensi sangat aktif.
Berdasarkan data sejarah gempa menunjukkan zona sumber gempa ini dapat memicu gempa dahsyat yang berkekuatan 8,0 magnitudo hingga lebih di setiap satu atau dua abad.
“Jika gempa dahsyat di Megathrust Nankai tersebut benar-benar terjadi dan menimbulkan tsunami maka hal ini perlu kita waspadai, karena tsunami besar di Jepang dapat menjalar hingga wilayah Indonesia,” katanya.
Meski demikian ia menegaskan gempa besar di Megathrust Nankai tersebut tidak akan berdampak terhadap sistem lempeng tektonik di wilayah Indonesia karena jaraknya yang sangat jauh, dan biasanya dinamika tektonik yang terjadi hanya berskala lokal hingga regional pada sistem Tunjaman Nankai.
Tak Perlu Khawatir
Daryono memastikan masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir karena BMKG sudah menyiapkan sistem monitoring, prosesing dan diseminasi informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami yang semakin cepat dan akurat sebagai langkah antisipasi dan mitigasi.
BMKG memiliki sistem InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System) yang dapat digunakan untuk segera meyebarluaskan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami di seluruh Indonesia, termasuk memantau aktivitas gempa dan tsunami di zona Megathrust Nankai Jepang dan sekitarnya secara realtime.
Kekhawatiran ilmuwan Jepang terhadap Megathrust Nankai saat ini sama persis yang dirasakan dan dialami oleh ilmuwan Indonesia, khususnya terhadap Seismic Gap Megathrust Selat Sunda M8,7 dan Megathrust Mentawai-Suberut M8,9.
BMKG menilai rilis gempa di kedua segmen megathrust tersebut dapat dikategorikan tinggal menunggu waktu karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar.
“Kami berharap upaya dalam memitigasi bencana gempa bumi dan tsunami tersebut dapat menekan sekecil mungkin risiko dampak bencana yang mungkin terjadi, bahkan hingga dapat menciptakan zero victim,” ujar Daryono.
Tata Ruang
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati meminta pemerintah daerah agar menyiapkan tata ruang yang aman dan mampu menampung masyarakat sebagai upaya mitigasi bila gempa Megathrust terjadi di Indonesia.
“Bagaimana menyiapkan masyarakat dan pemerintah daerah sebelum terjadi gempa dengan kekuatan tinggi yang mengakibatkan tsunami. Pemerintah daerah itu sudah diajak bersama-sama menyiapkan infrastrukturnya, menyiapkan sistemnya, adakah jalur evakuasi nya, adakah tempat shelter evakuasi,” kata Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.
Kemudian zona-zona rawan seperti daerah dekat laut dan pantai agar dikosongkan dan tidak didirikan banyak bangunan.
“Pemda-pemda diharapkan juga menyiapkan tata ruang di sana. Di pantai itu dibatasi, jangan dibangun bangunan-bangunan. Kalau sampai dibangun hotel, hotelnya harus siap menghadapi (Megathrust), diwajibkan bangunannya mampu tahan 8,5 magnitudo,” katanya. Bagus Iswanto