banner 728x250

Industri 4.0 Dipercepat, Kemenperin Fokus Efisiensi Energi dan Cybersecuri

ABNnews – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong percepatan transformasi digital sebagai fondasi penguatan daya saing dan ketahanan industri nasional. Upaya tersebut dilakukan melalui peningkatan produktivitas, penguatan teknologi proses, serta digitalisasi sistem industri yang terintegrasi.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, digitalisasi dan penerapan industri 4.0 menjadi kunci dalam mewujudkan sektor manufaktur yang cerdas, berkelanjutan, dan tangguh menghadapi dinamika global.

“Kesiapan digital akan menjadi stimulus penting bagi dunia usaha untuk meningkatkan produktivitas, mempercepat inovasi, sekaligus memperkuat daya saing produk Indonesia di pasar global,” kata Agus dalam keterangannya, Minggu (21/12).

Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2025, pemanfaatan sistem informasi berbasis internet telah menjangkau sekitar 229 juta pengguna atau 80,66% dari total penduduk Indonesia. Capaian ini mencerminkan tingginya penetrasi digital masyarakat sekaligus menjadi indikator kesiapan nasional menghadapi era transformasi digital, termasuk di sektor industri.

Sebagai bentuk konkret penguatan industri 4.0, Kemenperin melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) secara konsisten menyelenggarakan berbagai program peningkatan kompetensi SDM industri, khususnya di bidang teknologi digital dan keamanan siber.

Pada akhir November lalu, BPSDMI berkolaborasi dengan PT Elmecon Multikencana, PT Riasarana Electrindo, dan Data Garda menggelar Seminar Kolaborasi PIDI 4.0 bertajuk “Essential Backbone for Industrial Efficiency, Connectivity, and Cybersecurity” di Gedung Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 (PIDI 4.0), Jakarta.

Kepala BPSDMI Doddy Rahadi menyampaikan, transformasi industri kini bergerak menuju lingkungan produksi yang semakin terotomatisasi, terkoneksi, dan berbasis data. Menurutnya, keseimbangan antara efisiensi operasional, konektivitas andal, serta keamanan siber menjadi fondasi utama peningkatan daya saing industri nasional.

“Efisiensi energi, konektivitas sistem, dan keamanan siber bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan strategis bagi industri yang ingin bertahan dan berkembang di era digital,” ujar Doddy.

Melalui seminar tersebut, pemerintah dan pelaku industri bersinergi mempercepat transformasi industri 4.0 dengan fokus pada tiga aspek utama, yakni peningkatan efisiensi energi, optimalisasi produktivitas mesin, serta penguatan keamanan siber operasional. Kolaborasi ini bertujuan berbagi pengetahuan praktis guna menekan risiko downtime, mengendalikan biaya energi, serta mengurangi kerentanan terhadap ancaman siber di lingkungan industri.

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan SDM Industri Sidik Herman menambahkan, tantangan global seperti tekanan efisiensi, kenaikan biaya energi, keterbatasan tenaga teknis terampil, hingga meningkatnya gangguan siber di sektor manufaktur membuat tema seminar tersebut semakin relevan.

“Efisiensi energi, keandalan mesin berbasis predictive maintenance, integrasi Internet of Things (IoT) untuk pemantauan real time, hingga perlindungan sistem industri dari ancaman siber kini menjadi prasyarat utama agar industri tetap kompetitif,” jelas Sidik.

Selain pemaparan materi, seminar ini juga dilengkapi sesi diskusi interaktif serta demo perangkat industri yang menampilkan penerapan langsung solusi berbasis industri 4.0.

Direktur PT Elmecon Multikencana Ridwan Djuhari menilai kolaborasi ini menjadi wadah strategis bagi pemerintah, integrator, dan pelaku industri untuk menghadirkan solusi nyata peningkatan efisiensi energi, produktivitas mesin, serta keamanan sistem operasional.

“Kami berharap kolaborasi seperti ini terus digalakkan agar industri nasional mampu bersaing secara global dan tidak tertinggal dari negara-negara kawasan seperti Vietnam dan Thailand,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *