ABNnews – Pagi di pesisir Mawali, Bitung, Sulawesi Utara, terlihat berbeda pada Kamis (06/11) pekan lalu. Deretan bibit mangrove muda mulai ditanam satu per satu di sepanjang garis pantai. Aksi ini menjadi wujud komitmen PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dalam menjaga kelestarian lingkungan pesisir.
ASDP menanam 3.000 bibit mangrove melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) sebagai langkah menekan emisi karbon sekaligus memperkuat benteng alami ekosistem pantai.
Direktur Utama ASDP, Heru Widodo, menegaskan program yang telah berjalan hampir dua tahun ini bukan sekadar kegiatan formalitas.
“Lingkungan adalah ruang hidup bagi manusia dan seluruh ekosistem. Menjaganya berarti menjaga masa depan. Kami berharap penanaman mangrove ini menjadi langkah nyata menuju masa depan yang lebih hijau,” ujar Heru.
Penanaman mangrove ini dilakukan berkolaborasi dengan Jejakin. Tak hanya menanam, Jejakin juga memastikan keberlanjutan program melalui pemantauan pertumbuhan, perhitungan karbon terserap, hingga pelaporan berkala.
Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, mengatakan pihaknya akan mengecek kondisi bibit tiga bulan setelah penanaman.
“Kalau tingkat kelangsungan hidup di bawah 10 persen, maka kami lakukan penyulaman. Prinsipnya bukan cuma menanam, tapi memastikan mangrove ini tumbuh,” jelas Shelvy.
Benteng Alami
Dampak positif dari penanaman mangrove terasa luas. General Manager ASDP Bitung, Rudy Mahmudi, menyebut bahwa keberadaan mangrove tak hanya menjaga stabilitas garis pantai, tetapi juga menghidupkan kembali habitat biota laut yang sempat menipis.
“Mangrove adalah benteng alami. Ia mencegah abrasi, memulihkan ekosistem, dan membuka peluang bagi masyarakat pesisir untuk mengembangkan ekowisata maupun sektor perikanan. Ini bukan hanya soal alam, tetapi juga pemberdayaan,” ujarnya.
Program ini selaras dengan komitmen ASDP dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 13 tentang penanganan perubahan iklim dan poin 15 terkait ekosistem daratan.
“Penanaman mangrove secara langsung berkontribusi pada mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem pesisir dan keanekaragaman hayati,” tambah Shelvy.
ASDP sebelumnya telah menanam 1.000 mangrove di Jepara pada 2023 dan 2.000 mangrove di Kayangan, NTB, pada 2024. Dengan penanaman tahun ini, total 6.000 bibit telah ditanam di tiga wilayah berbeda—sebuah bukti nyata komitmen perusahaan terhadap pelestarian lingkungan.
Shelvy menutup dengan pesan yang kuat: “Kami ingin program ini terus berlanjut, tidak hanya sebagai aksi tanam pohon, tetapi sebagai gerakan menumbuhkan kesadaran kolektif. Menjaga bumi adalah warisan bersama, dan menjadi tanggung jawab kita semua untuk menjaganya bagi generasi yang akan datang.”













