ABNnews – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat kabar menggembirakan: 88 persen lulusan pendidikan vokasi di bawah naungannya langsung terserap bekerja di industri.
Capaian ini menjadi bukti bahwa pendidikan vokasi berbasis kompetensi yang dijalankan pemerintah benar-benar menjawab kebutuhan dunia kerja.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, tingkat serapan yang tinggi menunjukkan bahwa lulusan vokasi Kemenperin memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri modern.
“Tingkat serapan yang tinggi menunjukkan bahwa lulusan vokasi Kemenperin memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri dan siap berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Agus di Jakarta, Selasa (7/10/2025).
Agus menegaskan, keberhasilan tersebut tidak lepas dari sinergi erat antara dunia pendidikan dan dunia industri (DUDI) dalam penyusunan kurikulum dan pelatihan. Kemenperin juga terus menyesuaikan sistem pendidikannya agar selaras dengan perkembangan teknologi dan tren industri global.
“Kita ingin memastikan bahwa setiap lulusan vokasi memiliki daya saing global dan menjadi bagian penting dari transformasi industri nasional,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Masrokhan, menambahkan bahwa serapan lulusan menjadi indikator utama keberhasilan lembaga pendidikan vokasi.
“Data ini menjadi tolak ukur keberhasilan dan dasar bagi kami untuk terus melakukan evaluasi serta pengembangan agar pendidikan vokasi semakin selaras dengan kebutuhan industri,” jelasnya.
Masrokhan menjelaskan, ke depan BPSDMI akan memperkuat sistem pemetaan kebutuhan tenaga kerja industri dengan memperluas kerja sama dengan sektor swasta, meningkatkan fasilitas pendidikan, dan memperbarui kurikulum berbasis teknologi.
“Langkah ini akan memastikan lulusan vokasi Kemenperin siap menghadapi tantangan masa depan sekaligus mendukung arah industrialisasi nasional yang berkelanjutan,” tambahnya.
Kemenperin mencatat, pada 2024 ada 3.118 lulusan dari SMK, politeknik, dan akademi komunitas di bawah binaannya. Dari jumlah itu, 2.731 orang telah bekerja, sementara sisanya memilih melanjutkan studi, berwirausaha, atau masih dalam proses rekrutmen.
Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri Kemenperin, Wulan Aprilianti Permatasari, menyebut angka 88 persen ini adalah bukti bahwa sistem vokasi Kemenperin efektif dan relevan dengan kebutuhan pasar kerja.
“Hampir seluruh lulusan sudah menemukan jalurnya. Ini membuktikan bahwa model vokasi berbasis industri yang kami kembangkan berjalan efektif,” ujarnya.
Wulan menambahkan, pendidikan vokasi Kemenperin tidak hanya fokus pada teori, tapi juga praktik langsung di industri.
“Keberhasilan ini adalah kehormatan sekaligus motivasi agar kami terus memperkuat sinergi pendidikan dan industri,” tutupnya.