ABNnews – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong pelaku industri kecil dan menengah (IKM) komponen otomotif agar bisa naik kelas lewat digitalisasi. Upaya ini diwujudkan lewat kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA).
Proyek bertajuk Automotive Industry Development ini berhasil mengimplementasikan digitalisasi di delapan IKM komponen otomotif dengan dukungan enam startup teknologi sebagai system integrator.
“Kolaborasi ini diharapkan jadi model yang bisa direplikasi lebih banyak IKM, sehingga makin luas jangkauannya ke industri otomotif nasional dan global,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resminya, Senin (25/8/2025).
Dirjen IKMA Kemenperin Reni Yanita menambahkan, proyek berjalan sejak 22 April hingga 31 Juli 2025. Ia menyebut kerja sama ini contoh nyata sinergi Indonesia-Jepang dalam mendorong kemajuan industri.
“Adopsi digital di manufaktur kecil dan menengah Asia Tenggara masih di bawah 30 persen, jauh tertinggal dari perusahaan besar yang sudah di atas 60 persen,” ujarnya.
Menurut Reni, digitalisasi akan meningkatkan efisiensi, kualitas, dan daya saing IKM. Ia juga berharap JICA aktif melakukan transfer teknologi, termasuk otomasi dan robotik.
Hasil implementasi sudah dipresentasikan pada seminar 19 Agustus lalu. Beberapa manfaat yang dirasakan IKM antara lain data real time, analisis otomatis, hingga pengendalian kualitas berbasis sistem.
“Dengan sistem digital, IKM bisa menemukan pola cacat produk, memantau produksi, serta meningkatkan efisiensi waktu dan sumber daya,” ungkap Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut Kemenperin, Dini Hanggandari.
JICA pun menyampaikan apresiasi atas hasil kerja sama ini. “Digitalisasi adalah langkah awal untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing IKM. Ke depan JICA akan terus mendukung keberlanjutan inisiatif ini,” kata Senior Director Economic Development Department JICA, Okumoto Yasuyo.