banner 728x250

Terungkap! Ini Strategi RI Dongkrak Ekonomi USD 120 Miliar Lewat Industri 4.0

Ilustrasi (Foto: Net)

ABNnews – Pemerintah RI terus ngebut mendorong transformasi digital di sektor industri manufaktur. Tak tanggung-tanggung, langkah ini diproyeksikan bisa mendongkrak ekonomi nasional hingga USD 120 miliar pada tahun 2025.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) jadi motor utama di balik percepatan ini. Fokus utamanya? Menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten di bidang industri 4.0 agar mampu mengawal proses digitalisasi di lapangan.

“Ini adalah langkah strategis agar kita punya SDM unggul yang siap memimpin transformasi digital industri, sekaligus mendorong perusahaan naik kelas jadi National Lighthouse Industri 4.0,” ujar Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), Andi Rizaldi, Senin (21/7/2025).

Sektor Manufaktur Punya Potensi Besar

Merujuk laporan McKinsey and Company, digitalisasi berpeluang menghasilkan nilai ekonomi hingga USD 120 miliar bagi Indonesia pada 2025. Dari angka itu, sekitar USD 34 miliar diprediksi akan datang dari sektor industri manufaktur.

Namun untuk meraih peluang itu, ada tantangan besar: sekitar 20 persen tenaga kerja Indonesia harus di-reskilling alias dilatih ulang.

“Perusahaan perlu siapkan tenaga kerja mereka agar mampu memulai dan memimpin perjalanan industri 4.0,” kata Andi.

Apa Itu National Lighthouse Industri 4.0?

National Lighthouse Industri 4.0 adalah program nasional yang menjadikan perusahaan-perusahaan unggulan sebagai contoh nyata transformasi digital di sektor manufaktur. Perusahaan yang meraih gelar ini akan menjadi showcase penerapan teknologi manufaktur digital.

Dampaknya? Cukup signifikan. Menurut data BSKJI:
* Produktivitas bisa naik 5–22%

* Biaya produksi turun 3–78%

* Efisiensi energi meningkat 4–40%


“Perusahaan yang meraih predikat ini juga berkontribusi pada kenaikan peringkat Global Innovation Index (GII) Indonesia. Saat ini kita berada di peringkat ke-54 dari 133 negara,” jelas Andi.

Manager Harus Punya Sertifikasi Khusus

Kunci sukses transformasi digital, kata Andi, bukan cuma teknologi—tetapi SDM yang siap berubah. Karena itu, BSKJI mendorong sertifikasi kompetensi bagi manager transformasi industri 4.0.

“Sertifikasi ini penting agar manager mampu memimpin perubahan, bukan cuma ikut arus,” tegasnya.

Program ini menyasar profesional yang punya peran strategis di perusahaan, mulai dari pengambilan keputusan hingga pengelolaan proyek digitalisasi.

Materi sertifikasi mencakup konsep kunci industri 4.0, penyusunan roadmap digital, manajemen perubahan, strategi integrasi teknologi digital ke bisnis.

Sertifikasi ini juga menjadi bagian dari indikator Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0)—alat ukur nasional untuk menilai kesiapan industri menghadapi era digital.

“Manager yang kompeten akan bisa menyelaraskan visi perusahaan dengan implementasi teknologi, sekaligus membangun budaya yang adaptif terhadap perubahan,” jelas Andi.

Hanya Ada Satu Lembaga Sertifikasi Resmi

Buat yang ingin mengikuti sertifikasi ini, hanya ada satu lembaga resmi di Indonesia yang bisa menerbitkannya: BBSPJIKKP (Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kulit, Karet, dan Plastik), unit kerja di bawah BSKJI.

“BBSPJIKKP adalah satu-satunya Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) untuk kompetensi manager transformasi industri 4.0,” kata Kepala BBSPJIKKP, Hagung Eko Pawoko.

Hingga kini, BBSPJIKKP sudah mensertifikasi puluhan manager. Beberapa dari mereka bahkan sukses mengantarkan perusahaannya menjadi pemenang National Lighthouse Industri 4.0, bahkan ada yang tengah bersaing di ajang Global Lighthouse Industry 4.0 dari World Economic Forum.

“Kami berharap semakin banyak perusahaan yang menyadari pentingnya SDM bersertifikasi agar bisa jadi bagian dari ekosistem transformasi digital nasional,” harap Hagung.

Menurut Hagung, sertifikasi ini bukan sekadar formalitas, tapi juga nilai tambah strategis bagi perusahaan. Dengan manager yang tersertifikasi, perusahaan bisa merancang dan mengeksekusi strategi digitalisasi secara lebih terukur dan berkelanjutan.

“Kegiatan ini adalah bentuk nyata kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan lembaga sertifikasi dalam mendorong industri nasional agar lebih inovatif, efisien, dan kompetitif di era 4.0,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *