ABNnews – Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno mengkritik keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tidak mengundang Sultan Kutai dalam upacara peringatan HUT ke-79 RI di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Menurutnya, keputusan tersebut menunjukkan kecenderungan pemerintah untuk lebih memprioritaskan kehadiran influencer daripada tokoh adat yang memiliki peran penting dalam sejarah dan budaya bangsa.
“Kan memang, sejak awal lebih memuliakan influencer yang fungsinya tak jelas untuk bangsa dan negara,” kata Adi dikutip dari RMOL, Minggu (18/8/24).
Adi mengatakan, seharusnya acara kenegaraan yang dilaksanakan di IKN melibatkan dan memuliakan tokoh adat serta tokoh lokal, sebagai bentuk penghormatan terhadap mereka yang memiliki akar kuat di wilayah tersebut.
Analis Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta itu juga menyoroti harapan masyarakat, yang menurutnya membayangkan bahwa upacara di IKN akan dihadiri oleh jutaan warga sekitar, termasuk tokoh-tokoh adat yang dihormati. Namun, kenyataannya justru berbanding terbalik dengan harapan tersebut.
“Pikiran kita, upacara di IKN akan dihadiri jutaan warga sekitar dan memuliakan tokoh adat serta tokoh lokal dengan cara mengundangnya. Nyatanya?” ujarnya.
Diketahui, para menteri/kepala lembaga hingga relawan dan influencer hadir dalam upacara detik-detik proklamasi kemerdekaan ke-79 RI di IKN, Sabtu (17/8).
Salah satu pasangan selebritis terlihat hadiri upacara di IKN adalah Thoriq Halilintar dan Aaliyah Massaid.