ABNnews – Drama kandang Persija Jakarta berlanjut! Klub berjuluk Macan Kemayoran ini dipastikan akan menjamu PSBS Biak pada pekan ke-10 Super League 2025/2026 di Stadion Manahan, Solo, Jumat (31/10).
Keputusan mendesak ini diambil manajemen Persija setelah gagal total menggunakan tiga kandang idaman lainnya. Jakarta International Stadium (JIS), Stadion Pakansari, dan Banten Internasional Stadium.
Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan (Panpel) Persija, Tauhid ‘Ferry’ Indrasjarief, mengatakan segala upaya telah dikerahkan agar bisa bermain di Bekasi, Bogor, atau Banten.
Ferry menceritakan kekisruhan pencarian kandang ini. Sejatinya, Persija sempat mendapat izin memakai Stadion Pakansari, namun wajib bermain sore! Setelah diajukan ke operator liga, I League tetap bersikeras meminta main malam.
Hal serupa terjadi di Banten Internasional Stadium! Pengelola dan Dewa United sudah memberikan izin, tetapi lagi-lagi harus bermain sore.
Perubahan waktu main ini ditolak mentah-mentah oleh operator Super League, I League, yang beralasan jadwal terkait erat dengan hak siar dan mitra lainnya.
“Karena ini pertandingan sudah mepet, kami langsung ambil keputusan menghubungi Stadion Manahan. Jadi kami putuskan bermain di sana jam tujuh malam,” kata Ferry, Selasa (28/10).
Yang lebih mengenaskan, pertandingan Persija vs PSBS di Stadion Manahan diputuskan digelar tanpa penonton! Alasannya: waktu menuju pertandingan sudah terlalu mepet.
Ketua Divisi Pembinaan Suporter I League, Budiman Dalimunthe, membenarkan bahwa Persija tak bisa bermain di JIS karena kondisinya tidak memungkinkan.
Budiman menegaskan, perubahan waktu pertandingan dari malam ke sore tidak mudah karena terkait banyak pihak, termasuk hak siar.
“Kalau mau pindah jam, kan ada beberapa pihak yang terlibat. Ada juga lawan bertanding, ada perangkat pertandingan, dan elemen-elemen lainnya,” kata Budiman.
“I League sekarang ini sudah dua tahun terakhir, jadwalnya sangat sesuai. Itu yang kita jaga kepercayaan dari semua mitra,” tambahnya.
