ABNnews – Indonesia bersiap tampil besar di panggung industri dunia. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) resmi menggelar Kick-Off Persiapan Indonesia sebagai Partner Country dalam ajang Industrial International Exhibition (INNOPROM) 2026 di Yekaterinburg, Rusia.
Agenda ini jadi langkah strategis untuk memperkuat diplomasi industri Indonesia di tingkat global, sekaligus membuka peluang kerja sama baru di sektor perdagangan, investasi, hingga teknologi.
Kegiatan tersebut juga ditandai dengan penandatanganan kerja sama antara Kemenperin dan Formika Event, penyelenggara resmi INNOPROM. Kolaborasi ini menjadi fondasi awal untuk memastikan kehadiran Indonesia sebagai “pemain utama” di pameran industri terbesar di Rusia, yang bakal digelar pada Juli 2026.
Sekretaris Jenderal Kemenperin Eko S.A. Cahyanto, yang hadir mewakili Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, menyebut partisipasi Indonesia kali ini punya arti penting.
“Partisipasi Indonesia sebagai Partner Country INNOPROM 2026 adalah momentum penting untuk menunjukkan kemampuan dan daya saing industri nasional di hadapan dunia. Kami ingin hadir bukan hanya sebagai peserta, tetapi mitra strategis yang menampilkan komitmen terhadap inovasi, keberlanjutan, dan pertumbuhan industri inklusif,” kata Eko dalam sambutannya di Jakarta, Selasa (21/10).
Eko menjelaskan, sektor manufaktur masih menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Hingga Agustus 2025, ekspor manufaktur nonmigas mencapai USD147,90 miliar, menyumbang hampir 80% dari total ekspor nasional dan berkontribusi 16,92% terhadap PDB.
“Indonesia juga kini peringkat ke-13 dunia dalam nilai tambah manufaktur tahun 2024 dan nomor satu di Asia Tenggara dengan nilai USD265 miliar,” papar Eko.
“Ini bukti ketangguhan industri nasional sekaligus penguatan posisi Indonesia sebagai pusat manufaktur dan inovasi kawasan.”
Sebagai pameran industri terbesar di Rusia, INNOPROM jadi magnet bagi pelaku industri global. Lebih dari 700 peserta dari 50 negara dan puluhan ribu pengunjung hadir setiap tahun.
Dengan status Partner Country, Indonesia bakal tampil menonjol lewat paviliun nasional yang memamerkan potensi industri manufaktur, inovasi teknologi, serta kreativitas anak bangsa.
“Kami ingin dunia melihat wajah industri Indonesia yang maju, kreatif, dan berkelanjutan,” ujar Eko.
Dirjen Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Tri Supondy menegaskan, kegiatan kick-off ini menjadi titik awal persiapan lintas sektor menuju INNOPROM 2026.
“Ini bukan sekadar seremoni. Kick-off ini menandai dimulainya koordinasi lintas kementerian dan lembaga, serta penandatanganan nota kesepahaman dengan Formika,” kata Tri.
Ia menambahkan, sinergi antarinstansi diperlukan agar kehadiran Indonesia benar-benar maksimal dan berdampak luas bagi pelaku industri nasional.
Dari pihak Rusia, Anton Atrashkin, Direktur Program Bisnis Formika Event, mengaku antusias dengan kemitraan ini.
“Kami ingin kemitraan ini bukan hanya acara politik, tetapi memberi manfaat nyata bagi pelaku industri Indonesia. Kami membuka peluang kerja sama di bidang transportasi, energi, teknologi kota modern, dan digitalisasi industri,” ujar Anton.
Kemenperin menegaskan, partisipasi di INNOPROM 2026 jadi panggung pembuktian bahwa Indonesia bukan lagi sekadar produsen bahan mentah, melainkan pusat manufaktur dan solusi industri berkelanjutan.
“Melalui diplomasi industri, kita ingin memperkuat citra positif Indonesia di mata dunia, sekaligus mendorong terwujudnya struktur industri nasional yang tangguh, berdaya saing, dan berkelanjutan,” tutup Eko.
Dengan semangat kolaborasi dan hilirisasi, Indonesia siap menapaki babak baru sebagai kekuatan industri baru di Asia.













