ABNnews – PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) makin serius memperkuat posisinya di pasar energi terbarukan global. Anak usaha PT PLN (Persero) ini baru saja menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Biomassa Energi Group (BEG) dan G7 Group SP.Z.O.O asal Polandia.
Kerja sama strategis ini bertujuan memperkuat rantai pasok dan ekspor biomassa Indonesia ke pasar global, khususnya Asia dan Eropa. Penandatanganan ini menjadi langkah penting dalam memperluas bisnis biomassa, mulai dari perdagangan cangkang sawit hingga pengembangan pabrik Empty Fruit Bunch (EFB) pellet skala ekspor.
Potensi Jumbo 130 Juta Ton
Direktur Biomassa PLN EPI, Hokkop Situngkir, menyampaikan bahwa kolaborasi ini menandai babak baru transformasi PLN EPI dalam mendukung transisi energi nasional.
Menurutnya, Indonesia memiliki potensi biomassa sekitar 130 juta ton per tahun, namun baru sebagian kecil yang dimanfaatkan.
“Melalui kolaborasi ini, kami ingin mengubah potensi besar itu menjadi peluang nyata, baik untuk dekarbonisasi sistem kelistrikan nasional maupun untuk memenuhi permintaan energi hijau global,” ujar Hokkop.
Hokkop menjelaskan, PLN EPI kini tidak hanya berperan sebagai penyedia energi primer dalam negeri untuk program cofiring, tetapi juga mulai memperluas bisnis Beyond kWh, yaitu perdagangan biomassa dan ekspor bahan bakar berkelanjutan.
Target Ekspor Mencengangkan: 3 Juta Ton per Tahun
Penasihat Hukum G7 Group SP.Z.O.O, Rogowski Wojciech Marek, menyampaikan optimismenya. Ia menilai Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama di pasar biomassa global.
“Permintaan biomassa dunia terus meningkat, dan Indonesia memiliki semua faktor untuk menjadi pemimpin pasar. Bahkan sebelum MoU ini ditandatangani, kami sudah menyiapkan langkah strategis untuk mengamankan pangsa pasar,” ungkap Rogowski.
Rogowski juga membocorkan target ambisius. Pabrik EFB pellet pertama yang dikembangkan bersama akan mulai beroperasi pada Februari 2026 dengan target produksi awal sebesar 120.000 ton per tahun. Setelah itu, lima pabrik tambahan akan dibangun dengan kapasitas serupa atau lebih besar.
“Saya yakin kapasitas ekspor biomassa secara keseluruhan, mencakup EFB pellet, PKS, wood pellet, dan jenis biomassa lainnya, sangat mungkin mencapai 3 juta ton per tahun dalam beberapa tahun ke depan,” tutupnya.