banner 728x250

Dari Ritual ke Parfum Mewah, Kemenyan RI Tembus Pasar Dunia!

Foto: Ilustrasi Kemenyan. (Dok. Freepik)

ABNnews – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus ngebut dorong hilirisasi sumber daya alam agar bahan baku lokal punya nilai tambah lebih besar.

Salah satu fokusnya adalah kemenyan, getah aromatik dari pohon Styrax yang dulu identik dengan ritual, kini menjelma jadi bahan baku parfum dan produk mewah bernilai tinggi.

“Hilirisasi kemenyan memberikan nilai tambah lebih tinggi sekaligus memperkuat daya saing IKM di daerah penghasil. Ini sejalan dengan agenda hilirisasi SDA yang digagas pemerintah saat ini,” kata Dirjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Reni Yanita di Jakarta, Senin (15/9).

Data Trademap.org mencatat, pada 2024 ekspor getah alam, resin, dan oleoresin Indonesia (termasuk kemenyan) mencapai USD55,5 juta dengan volume 43.685 ton. Nilainya sekitar USD1.270 per ton. Bandingkan dengan produk hilirisasi berupa minyak atsiri kemenyan yang bisa tembus USD23.817 per ton meski volumenya jauh lebih kecil.

“Angka ini menunjukkan nilai per ton produk hilirisasi jauh lebih tinggi dibanding bahan mentah. Artinya, hilirisasi kemenyan mampu memperkuat posisi Indonesia di pasar global,” jelas Reni.

Awalnya kemenyan dikenal sebagai bahan ritual atau wewangian tradisional. Tapi sekarang, resin dan minyak atsiri kemenyan makin populer sebagai bahan parfum, aromaterapi, pengharum ruangan, kosmetik, hingga insektisida alami. Di industri parfum, kemenyan bahkan disebut fixative alami yang bikin aroma lebih tahan lama dan lembut transisinya.

Reni menekankan hilirisasi ini butuh dukungan IKM yang dekat dengan sumber bahan baku dan paham teknik tradisional penyadapan.

“Kemenyan Indonesia sudah terkenal berkualitas tinggi, diminati di India, Vietnam, Tiongkok, Amerika Serikat, sampai Prancis,” ujarnya.

Langkah awal sudah dilakukan Ditjen IKMA lewat Direktorat IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan (IKM KSK) bersama Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan (IHHP) serta dinas terkait di Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan. Dua daerah ini menyumbang sekitar 80% produksi kemenyan dunia.

Direktur IKM KSK Budi Setiawan bilang pemetaan lapangan dilakukan mulai dari jenis tanaman, proses penyulingan, rantai pasok, hingga pembinaan IKM. “Dengan begitu, kami bisa tahu aspek mana yang perlu diperkuat,” katanya.

Ke depan, Kemenperin bakal gandeng lebih banyak pihak, dari kementerian, pemda, sampai asosiasi, untuk bikin ekosistem hilirisasi kemenyan yang solid.

“Kalau kolaborasi berjalan, minyak atsiri kemenyan bisa jadi motor baru hilirisasi berbasis lokal yang siap go global,” tegas Budi.

Sebagai catatan, Kemenyan Tapanuli Utara sudah kantongi sertifikat Indikasi Geografis (IG) dari Kemenkumham sejak 2025. Sertifikat ini jadi pengakuan kualitas sekaligus perlindungan hukum yang bikin nilai ekonomi kemenyan naik di pasar dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *