ABNnews – Industri tambang makin serius masuk era digital. PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP Nonpetikemas) pun ikut gaspol dukung kelancaran logistik lewat pelabuhan pintar.
Direktur Utama PTP Nonpetikemas, Indra Hidayat Sani, menyampaikan langsung strategi ini dalam ajang Smart Mining Conference 2025 di Jakarta Convention Center, Selasa-Rabu (15-16/7).
“PTP bukan cuma operator bongkar muat. Kami adalah mitra strategis industri tambang nasional,” tegas Indra di hadapan pelaku tambang, logistik, teknologi, dan regulator yang hadir.
PTP Nonpetikemas aktif mengelola distribusi bauksit dan batu bara di pelabuhan-pelabuhan strategis, mulai dari Kijing, Kuala Tanjung, hingga ke Jambi, Panjang, dan Bengkulu.
Indra menyebut, pihaknya terlibat langsung dalam alur logistik bauksit, dari pengangkutan ke smelter, proses jadi alumina dan aluminium, hingga distribusi ke pelanggan akhir.
“Semua kami kelola dari hulu ke hilir. Dari Pelabuhan Kijing ke smelter, lanjut kirim produk akhirnya lewat Kuala Tanjung,” jelasnya.
Untuk batu bara, PTP Nonpetikemas memainkan peran penting dalam mendukung pasokan energi di Sumatera lewat cabang-cabangnya.
“Cabang Bengkulu, Panjang, dan Jambi jadi simpul logistik penting kami,” tambahnya.
Tak berhenti di situ, PTP juga sudah mulai mendistribusikan energi berbasis gas dari Jambi ke Jawa Timur dan Bali.
“Cabang Jambi bahkan sudah kirim gas tank besar ke dua wilayah itu. Ini bukti pelabuhan punya peran strategis di ekosistem energi nasional,” tegas Indra.
Guna mendukung efisiensi dan transparansi, PTP mengenalkan sistem digital baru bernama Pelindo Terminal Operating System Multipurpose (PTOSM).
“Semua proses pelabuhan bisa dipantau real-time, dari pre-berthing sampai post-berthing. Pelanggan nggak perlu datang langsung, cukup akses digital saja,” beber Indra.
Lewat partisipasi di konferensi ini, PTP Nonpetikemas ingin menegaskan posisi mereka sebagai penggerak logistik tambang yang makin efisien, ramah lingkungan, dan terintegrasi lewat teknologi.
