ABNnews —Warga di Desa Leayo, Kecamatan Tomilito, Gorontalo Utara, dibuat heboh dengan fenomena hujan jelly yang terjadi pada Sabtu (15/02) pukul 20.00 WITA. Peristiwa itu viral di media sosial.
Hujan jelly di desa itu terjadi sekitar 30 menit dan warga merasakan hujan yang turun cukup deras. Butirannya terasa lembut seperti agar-agar namun warga memilih menghindar agar tidak terkena langsung.
Koordinator Data dan Informasi BMKG Gorontalo, Roni Ridwan Bandani dalam keterangan resminya pada Minggu (16/02) mengatakan, ada tiga faktor penyebab terjadi fenomena tersebut.
Pertama faktor proses biologis. Menurutnya, hujan jelly seringkali disebabkan oleh hewan laut kecil seperti ubur-ubur atau plankton yang terangkat ke atmosfer oleh badai atau angin kencang. Partikel gelatin dari organisme-organisme ini bisa jatuh bersama dengan hujan.
Kedua fenomena meteorologi. Roni mengatakan, angin yang sangat kuat bisa mengangkat bahan-bahan dari permukaan laut atau kolam, yang kemudian terbawa ke atmosfer dan turun kembali sebagai hujan ketika kondisi memungkinkan.
Ketiga karena pencemaran atau limbah. Beberapa kasus hujan jelly bisa juga terkait dengan limbah industri atau pencemaran air, yang menghasilkan bahan-bahan gelatin atau mirip jelly, meskipun hal ini sangat jarang dan lebih mengarah ke fenomena yang merusak lingkungan.
Meski demikian, kata Roni untuk mengetahui lebih pasti penyebab kejadian fenomena alam tersebut dibutuhkan penelitian lebih lanjut. “Penyebab pastinya dibutuhkan penelitian lebih lanjut,” kata Roni.