banner 728x250

IMF Kagum! Ekonomi Indonesia Jadi Bintang Dunia, Airlangga: Kita Tetap Berlayar di Tengah Badai

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Talkshow Metro TV bertema “1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran Optimism on 8% Economic Growth” di Jakarta, Kamis (16/10).

ABNnews – Memasuki satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, sederet kebijakan ekonomi mulai menunjukkan hasil nyata di lapangan.

Ekonomi nasional tumbuh solid 5,12% pada kuartal II-2025, menjadi salah satu yang tertinggi di antara negara-negara G20. Inflasi pun tetap terkendali di kisaran 2,5±1%, termasuk yang terendah di dunia.

“IMF menyatakan, di tengah ketidakpastian global, Indonesia adalah bright spot. Kita tetap menjadi terang di tengah badai,” ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Talkshow Metro TV bertema “1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran Optimism on 8% Economic Growth” di Jakarta, Kamis (16/10).

Menurut Airlangga, ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh rata-rata di atas 5% dalam tujuh tahun terakhir—mencerminkan ketahanan dan fondasi ekonomi yang kokoh.

Pemerintah sukses menjaga defisit APBN di bawah 3% PDB, sementara rasio utang terhadap PDB menjadi salah satu yang terendah di antara negara G20.

Tiga lembaga pemeringkat internasional masih menempatkan Indonesia di kategori Investment Grade dengan outlook stabil.

Kinerja pasar modal juga menggeliat. IHSG menembus rekor all time high di level 8.200, disertai cadangan devisa yang mencapai USD 157 miliar pada Maret 2025 tertinggi dalam sejarah.

Tak hanya itu, pemerintah juga meluncurkan Bullion Bank dan menempatkan Rp200 triliun di perbankan untuk memperkuat likuiditas. Program penghapusan utang macet UMKM produktif juga dijalankan sebagai bentuk keberpihakan pada rakyat kecil.

Investasi nasional pada semester I-2025 mencapai Rp942,9 triliun, naik 13,6% dibanding tahun lalu. Dari investasi tersebut, terserap 1,2 juta tenaga kerja baru.

Dari sisi sosial, angka kemiskinan turun ke 8,47%, terendah sepanjang sejarah. Jumlah penduduk miskin kini 23,85 juta orang, sementara tingkat pengangguran turun ke 4,76%—terendah sejak krisis 1998.

“Indonesia tidak hanya bertahan dalam ketidakpastian global. Kita tumbuh, berinovasi, memimpin, dan punya fondasi ekonomi yang kuat,” tegas Airlangga.

Pemerintah terus mempercepat reformasi struktural melalui Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2025 untuk mempermudah perizinan usaha. Setelah stimulus ekonomi di semester I, kini pemerintah melanjutkan dengan Program Paket Ekonomi 8+4+5 dan Program Magang Nasional yang diharapkan mampu meningkatkan konsumsi dan efek berganda ekonomi.

Selain itu, Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah disalurkan kepada 3,46 juta pelaku UMKM, petani, dan nelayan hingga September 2025.

Tak hanya di dalam negeri, Indonesia juga memperkuat posisinya di kancah global.

Indonesia resmi bergabung ke BRICS, menurunkan tarif resiprokal dengan Amerika Serikat dari 32% menjadi 19%, serta menandatangani kesepakatan I-EU CEPA dan Indonesia-Canada CEPA untuk memperluas akses pasar ekspor.

“Indonesia bukan hanya ikut arus global, tapi ikut menentukan arah ekonomi dunia,” kata Airlangga.

Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, investasi kini menjadi motor utama perekonomian nasional.

“Untuk capai target pertumbuhan 8%, investasi harus jadi penggerak utama. Selain dorong PDB, juga punya multiplier effect ke berbagai sektor,” ujarnya.

Sementara itu, Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto menambahkan, kerja sama internasional juga memperkuat digitalisasi ekonomi nasional.

Melalui ASEAN DEFA dan Local Currency Transaction (LCT) di berbagai negara termasuk UEA dan Jepang, sistem keuangan digital Indonesia semakin solid.

“Saat ini sudah ada sekitar 56 juta pengguna QRIS, menunjukkan masyarakat makin siap beradaptasi dengan sistem keuangan digital,” kata Haryo.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *