ABNnews — Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia juga terus meninjukan angka yang mengkhawatirkan. Hingga minggu ke-25 tahun 2025, Kementerian Kesehatan RI mencatat sebanyak 79.843 kasus DBD, dengan 359 kematian. Dari total jumlah tersebut, sekitar 73 persen kasus dengue terjadi pada usia 5-44 tahun.
Angka kematian dalam kasus yang diakibatkan virus dengue tersebut ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti, terbanyak pada kelompok usia 5 sampai dengan 14 tahun.
Fakta ini menegaskan bahwa anak-anak adalah kelompok rentan yang harus mendapat perhatian lebih. Oleh sebab itu, pertolongan pertama di rumah menjadi langkah penting agar kondisi tidak semakin memburuk sebelum anak mendapatkan perawatan medis.
Dokter Spesialis Anak di Bethsaida Hospital Gading Serpong, dr. Venty, Sp.A, CIMI, menekankan pentingnya kewaspadaan orang tua terhadap DBD.
“DBD pada anak seringkali berkembang cepat. Deteksi dini dan pemberian cairan yang cukup bisa sangat membantu mencegah kondisi menjadi lebih berat,” ujar dr. Venty dalam keterangan yang dikutip pada Kamis.
Penularan DBD berlangsung cepat karena nyamuk betina mampu menggigit berulang kali dalam jarak terbang 100–200 meter. Nyamuk aedes aegypti ini kerap bersembunyi di pakaian tergantung atau kolong meja dan berkembang biak di air bersih yang tidak terkelola. Dalam 7–10 hari, telur dapat berubah menjadi nyamuk dewasa yang siap menularkan virus.
Tindakan awal di rumah saat anak mengalami demam, menurut dr. Venty, mencakup pemberian cairan cukup, kompres air hangat, obat penurun panas sesuai anjuran, serta segera membawa ke fasilitas kesehatan bila muncul tanda bahaya.
Pencegahan di rumah menjadi kunci melalui gerakan 3M Plus yakni menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas, ditambah langkah lain seperti menabur larvasida, menggunakan kelambu, serta memasang kawat kasa di jendela. Melibatkan anak menjaga kebersihan rumah juga menjadi bentuk edukasi dini.
Selain itu, vaksinasi dengue direkomendasikan bagi anak mulai usia empat tahun hingga dewasa untuk membentuk kekebalan tubuh. Dengan kombinasi pencegahan lingkungan, deteksi dini, serta perlindungan medis, risiko DBD di masyarakat dapat ditekan.
“Selain 3M Plus, perlindungan tambahan terhadap DBD dapat diberikan melalui vaksinasi dengue. Vaksin ini bekerja membentuk kekebalan tubuh terhadap virus dengue dan direkomendasikan untuk anak dari usia 4 tahun sampai dewasa usia 60 tahun,” kata dr. Venty.