banner 728x250

Investasi Melesat, Konsumsi Stabil: Pertumbuhan Ekonomi RI Paling Tangguh di ASEAN

Foto dok Kemenko Perekonomian

ABNnews – perekonomian Indonesia berhasil menunjukkan ketangguhannya. Pertumbuhan ekonomi nasional pada Triwulan II-2025 tercatat sebesar 5,12% secara tahunan (yoy) menandai kembalinya Indonesia ke jalur pertumbuhan di atas 5% dan menjadikannya salah satu negara dengan performa terbaik di kawasan ASEAN dan G20.

“Alhamdulillah kita kembali ke jalur 5 persen, tepatnya 5,12%. Indonesia berada tepat di bawah China yang tumbuh 5,2%, sementara negara lain seperti Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, dan Korea tumbuh lebih rendah. Ini membuktikan ketahanan ekonomi kita sangat kuat,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (5/8/2025).

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh Konsumsi Rumah Tangga yang menyumbang 54,25% dari PDB dan tumbuh 4,97% (yoy). Kinerja ini bahkan lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (4,93%), menunjukkan daya beli masyarakat tetap terjaga meskipun sempat muncul kekhawatiran soal fenomena “Rojali” dan “Rohana”.

Salah satu motor pertumbuhan utama datang dari sektor investasi. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh impresif sebesar 6,99%, didorong oleh peningkatan permintaan barang modal yang berkaitan langsung dengan ekspansi produksi sektor riil. PMTB berkontribusi 27,83% terhadap total Produk Domestik Bruto.

Pertumbuhan juga tercermin di seluruh sektor utama lapangan usaha. Tiga sektor tertinggi penyumbang PDB:
* Industri Pengolahan: tumbuh 5,68% (kontribusi 18,67%)

* Perdagangan Besar dan Eceran: tumbuh 5,37% (kontribusi 13,02%)

* Pertanian: tumbuh 1,65% (kontribusi 13,83%)


Peningkatan ini terjadi seiring dengan tumbuhnya aktivitas produksi yang melayani permintaan domestik maupun ekspor.

Airlangga juga menegaskan bahwa fundamental eksternal Indonesia masih sangat kuat. Beberapa indikator utama yang mendukung:
* Cadangan devisa mencapai USD 152,6 miliar

* Surplus neraca pembayaran selama 62 bulan berturut-turut

* Rasio utang terhadap PDB tetap terkendali di sekitar 30%


Pertumbuhan ekonomi nasional juga menunjukkan pola yang semakin inklusif antarwilayah. Kawasan:
* Jawa mencatat pertumbuhan 5,24%

* Sulawesi bahkan lebih tinggi, mencapai 5,83%

* Wilayah Timur Indonesia menunjukkan penguatan melalui sektor pengolahan sumber daya alam


Seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat dan momentum pariwisata, penjualan ritel naik 1,19%, dan transaksi elektronik tumbuh 6,26% (yoy). Pemerintah juga mencatat lonjakan perjalanan wisata domestik sebesar 22,32% selama libur panjang nasional.

Menko Airlangga menyebut bahwa stimulus sektor transportasi akan kembali dilanjutkan pada momentum liburan Natal dan Tahun Baru 2025, guna mendorong penguatan konsumsi domestik.

Tingginya kepercayaan investor juga tercermin dari capaian investasi domestik dan asing (PMDN + PMA) yang menembus Rp477,7 triliun, tumbuh 11,51% (yoy).

Selain itu, belanja modal pemerintah juga menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 30,37% (yoy) menjadi sinyal kuat bahwa momentum pemulihan terus bergulir.

“Dengan seluruh indikator ini, kita optimistis bahwa ekonomi Indonesia tetap berada pada jalur pertumbuhan yang berkelanjutan, inklusif, dan tangguh menghadapi tekanan global,” pungkas Airlangga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *