banner 728x250

Ekspor Kosmetik RI Tembus Rp6,7 Triliun, Ternyata 89 persen dari IKM

Foto dok Kemenperin

ABNnews – Industri kosmetik dalam negeri terus menunjukkan taringnya di pasar global. Data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, ekspor produk kosmetik Indonesia pada tahun 2024 berhasil tembus angka USD 410,7 juta atau setara dengan Rp 6,7 triliun (kurs Rp 16.400). Yang mengejutkan, sebagian besar ekspor ini berasal dari industri kecil dan menengah (IKM).

“Dari total 1.292 pelaku industri kosmetik di Indonesia, sebanyak 89% adalah IKM,” ungkap Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), Reni Yanita, dalam keterangannya, Selasa (5/8/2025).

Tak hanya kosmetik, industri obat tradisional juga turut mencatatkan performa positif di pasar ekspor. Sepanjang 2024, ekspornya mencapai USD 6,9 juta, dengan pasar utama seperti Taiwan, Malaysia, dan Filipina.

Menurut Reni, industri kosmetik dan obat tradisional menjadi sektor strategis dalam peta jalan manufaktur nasional. Dominasi IKM di dua sektor ini menjadi bukti bahwa usaha kecil bukan hanya tulang punggung ekonomi, tapi juga motor inovasi berbasis budaya dan kearifan lokal.

“Kalau ingin bertahan dan berkembang, pelaku IKM harus naik kelas. Dengan naik kelas, mereka bisa memperluas pasar, meningkatkan daya saing, dan berdampak langsung ke ekonomi nasional,” tegasnya.

Meski punya potensi besar, IKM di sektor ini tak lepas dari tantangan. Beberapa di antaranya, Keterbatasan kapasitas produksi, Minimnya teknologi modern, Akses pembiayaan dan kemitraan maklon, Pemahaman legalitas dan sertifikasi BPOM serta Strategi branding dan distribusi yang masih lemah


Untuk menjawab berbagai tantangan itu, Ditjen IKMA gencar melakukan pembinaan dan dukungan langsung kepada IKM, mulai dari, Fasilitasi sertifikasi dan standardisasi mutu, Reimburse pembelian alat produksi, Workshop formulasi produk, Penguatan branding serta Kemitraan IKM dengan industri besar


“Kami ingin IKM tidak hanya survive, tapi bisa scale up, jadi brand nasional bahkan internasional,” kata Reni.

Sebagai bagian dari upaya pembinaan, Ditjen IKMA mendukung penyelenggaraan Webinar Cosmetic & Herbal Product Series bertema “Strategi Scale-Up: Dari IKM ke Brand Nasional” pada 29 Juli 2025.

Dua pembicara di webinar ini adalah pelaku industri yang sudah terbukti sukses, Nurhayati Subakat, pendiri dan Komisaris Utama PT Paragon Technology & Innovation (Wardah) dan Maria R. Hidayat, Direktur Marketing PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.


Nurhayati menceritakan bagaimana dirinya membangun Paragon dari nol hingga menjadi raksasa kosmetik halal di Tanah Air.

“Karena ingin bermanfaat, maka kita akan tumbuh. Bukan sebaliknya,” katanya menyentuh.

Sementara Maria menekankan pentingnya menjaga nilai tradisi dalam brand herbal seperti Sido Muncul, sembari terus beradaptasi dengan riset ilmiah dan tren pasar.

Direktur IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan, Budi Setiawan, menegaskan bahwa forum ini menjadi ruang belajar dan inspirasi bagi pelaku IKM agar tak merasa berjalan sendiri.

“Dengan melihat langsung perjalanan para tokoh sukses, pelaku IKM akan lebih percaya diri bahwa mereka juga bisa naik kelas,” tutupnya.

Kemenperin berharap, dengan sinergi kebijakan yang tepat, keberanian berinovasi, dan kolaborasi lintas sektor, sektor kosmetik dan obat tradisional Indonesia bisa menjadi penggerak baru industri berbasis nilai tambah lokal yang siap ekspansi ke pasar dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *