ABNnews – Gaya hidup sehat bukan cuma tren sesaat. Kesadaran masyarakat untuk hidup aktif terus meningkat, mendorong permintaan terhadap produk olahraga seperti pakaian, sepatu, alat kebugaran, sepeda, hingga makanan-minuman sehat.
Fenomena ini jadi peluang besar bagi pelaku industri dalam negeri. Untuk menggaet pasar lebih luas, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggelar Pameran Merdeka Fest 2025 di Plaza Pameran Industri, Gedung Kemenperin, Jakarta, pada 29 Juli–1 Agustus 2025.
“Pameran ini bukan sekadar promosi produk IKM, tapi jadi panggung nasionalisme, inovasi, dan gaya hidup sehat,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat pembukaan acara, Selasa (29/7).
Mengusung tema “Hidup Sehat dengan Produk Lokal”, pameran ini jadi bukti bahwa produk dalam negeri punya kualitas tinggi dan mampu bersaing, baik di pasar domestik maupun global.
Pameran tahun ini diikuti 37 pelaku IKM, terdiri dari produsen alat olahraga, sepeda, makanan-minuman sehat, serta pakaian dan sepatu olahraga. Berbagai side event seperti talkshow, demo masak, dan senam aerobik juga turut memeriahkan acara.
Sepatu Lokal Moncer di Pasar Dunia
Salah satu subsektor industri yang paling mencolok adalah sepatu olahraga. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor sepatu olahraga Indonesia pada Januari–April 2025 mencapai USD1,39 miliar.
Nilai ini mencerminkan kekuatan industri sepatu nasional yang kini masuk jajaran tiga besar eksportir alas kaki dunia, dengan produksi lebih dari 450 juta pasang per tahun dan penyerapan tenaga kerja mencapai 500 ribu orang di wilayah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Banten.
“Ini membuktikan sepatu lokal punya pondasi kuat untuk terus ekspansi ke pasar global,” kata Agus.
Statista Market Outlook memproyeksikan bahwa pasar sepatu olahraga dunia akan tembus USD130 miliar di tahun 2027, dengan pertumbuhan tahunan (CAGR) sekitar 5%. Permintaan yang terus naik menjadi peluang besar bagi industri sepatu nasional, terutama untuk merambah pasar potensial seperti Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika.
Industri alas kaki dalam negeri tidak hanya ditopang oleh pemain besar. Sentra-sentra IKM alas kaki seperti di Cibaduyut, Magetan, Bogor, Garut, Padang, hingga Palembang turut berkontribusi besar dalam produksi sepatu olahraga, baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor.
Produk Olahraga Lokal Melejit
Tak hanya sepatu, pakaian olahraga juga menunjukkan tren positif. Data dari UN Comtrade dan BPS mencatat bahwa produk seperti kaos teknis, jaket, dan celana berbahan dry-fit asal Indonesia diminati pasar AS, Jepang, Jerman, hingga Korea Selatan, dengan nilai ekspor tahun 2024 lebih dari USD480 juta.
Permintaan dalam negeri pun naik tajam, didorong tren kebugaran, maraton, dan olahraga rekreasional. Statista memproyeksikan pasar sportswear Indonesia tumbuh 7–8% per tahun hingga 2027, dengan pertumbuhan tertinggi di segmen athleisure dan pakaian berbasis teknologi.
Brand lokal seperti Erigo Active, Evos Gear, Shining Bright, hingga Eiger Sportwear kini mulai masuk ke segmen premium dan bersaing lewat toko ritel dan platform e-commerce.
Industri alat olahraga pun tidak ketinggalan. Ekspor tahun 2024 tercatat USD275,29 juta. Produk seperti bola, matras, barbel, hingga peralatan senam buatan IKM lokal sudah merambah pasar global.
Riset Statista dan Grand View Research memprediksi pasar alat olahraga global mencapai USD185 miliar pada 2028, dengan pertumbuhan tahunan sekitar 5–7%.
Sepeda Lokal Makin Dilirik
Minat masyarakat terhadap sepeda juga terus meningkat, baik untuk olahraga maupun transportasi ramah lingkungan. Berdasarkan data BPS dan ITC Trade Map, ekspor sepeda Indonesia tahun 2024 mencapai USD119 juta, dengan Belanda, Jerman, Jepang, dan Malaysia sebagai pasar utama.
Pasar sepeda domestik diproyeksikan tembus USD1,1 miliar di 2027, dengan tren positif di kategori sepeda gunung, sepeda lipat, dan city bike. Pemerintah ikut mendorong tren ini lewat program seperti Kota Tanpa Emisi, revitalisasi jalur sepeda, dan kampanye Hari Bersepeda Nasional.
Dalam ekosistem sepeda, IKM lokal punya peran besar, terutama di sektor komponen, aksesori, dan perakitan.
Dirjen IKMA, Reni Yanita, menegaskan bahwa Merdeka Fest 2025 digelar sebagai bagian dari perayaan HUT ke-80 RI, sekaligus ajang mendorong konsumsi produk lokal berbasis gaya hidup sehat.
“Kami ingin tumbuhkan kesadaran publik akan kualitas produk lokal dan pentingnya hidup sehat,” ucapnya.
Kemenperin juga terus mengawal pelaku IKM melalui berbagai kebijakan, mulai dari sertifikasi produk, penguatan SDM, promosi, hingga pengembangan kemitraan industri.
Agus menekankan, keberhasilan industri bukan cuma kerja pemerintah. Butuh dukungan semua pihak, termasuk pelaku usaha, akademisi, komunitas, dan masyarakat.
“Bangga Buatan Indonesia harus jadi gerakan nyata dan berkelanjutan. Gunakan produk lokal bukan hanya karena nasionalisme, tapi karena memang unggul dan membanggakan,” pungkasnya.