banner 728x250

Baja RI Tembus Amerika! Ekspor Tata Metal Naik 133 Persen di Tengah Tarif Tinggi AS

Ilustrasi. Foto: Net

ABNnews – Di tengah ketatnya proteksi dagang global, industri baja RI justru melaju kencang. PT Tata Metal Lestari (TML) resmi mengekspor 10.000 ton baja lapis ke Amerika Serikat senilai USD12,6 juta, Jumat (18/7), dari Pelabuhan Tanjung Priok.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi langkah ini. “Di saat negara lain terpental karena tarif impor baja AS sampai 50 persen, Indonesia justru dapat fasilitas tarif rendah. Ini tak lepas dari keberhasilan diplomasi Presiden Prabowo,” ujar Agus.

Menurutnya, meski pasar AS menerapkan tarif tinggi melalui Section 232, mereka tetap tergantung impor, terutama untuk baja lapis. “Ini peluang besar yang harus dimanfaatkan pelaku industri kita,” tegasnya.

Ekspor TML Tembus AS dan Kanada Sejak 2024

TML bukan pemain baru di pasar global. Sejak Oktober 2024, perusahaan ini rutin mengekspor baja ke AS dan Kanada. Target ekspor tahun 2025 dipatok mencapai 69.000 ton, naik 133 persen dari tahun sebelumnya.

“Februari kami kirim 5.000 ton, terus naik tiap bulan, hingga Juli ini 10.000 ton. Itu sudah 14,5% dari target tahunan kami,” kata VP Operations TML, Stephanus Koeswandi.

Produk yang diekspor terdiri dari tiga jenis: BJLAS (Nexalume), BJLS (Nexium), dan BJLS Warna (Nexcolor). Semua digunakan untuk kebutuhan industri konstruksi di AS.

Daya Saing Naik, Deindustrialisasi Dibantah

Agus menegaskan, keberhasilan ini jadi bukti nyata bahwa Indonesia belum memasuki era deindustrialisasi seperti yang dikhawatirkan banyak pihak.

“Kalau industri kita mati, mana mungkin ekspor naik terus seperti ini,” katanya.

Agus juga menekankan pentingnya sinergi antara industri hulu dan hilir. PT Krakatau Steel disebut berperan penting dalam memasok baja lembaran dingin (CRC) berkualitas tinggi sebagai bahan baku ekspor.

Direktur Utama Krakatau Steel, Muhamad Akbar Djohan, menyebut Krakatau Baja Industri bahkan sudah ekspor ke Polandia dan sedang siapkan ekspor ke Eropa lainnya. “Ini juga mendongkrak utilisasi pabrik dan memperkuat ekosistem hulu-hilir,” ucapnya.

Menperin menambahkan, dari empat mesin ekonomi (konsumsi, belanja pemerintah, investasi, ekspor), saat ini eksporlah yang paling ngebut.

“Ekspor tak cuma bantu ekonomi, tapi juga dorong industri, buka lapangan kerja, dan jaga neraca dagang tetap sehat,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *