ABNnews – Ketua Umum Partai Golkar periode 2024-2029 Bahlil Lahadalia tengah jadi sorotan setelah menyinggung adanya ‘Raja Jawa’ dalam penutupan Munas ke XI Golkar di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (21/8) lalu.
Terkait hal itu, Gubernur DIY yang juga Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X enggan menanggapi saat ditanya soal Raja Jawa yang disampaikan Bahlil.
Sri Sultan mengatakan, pidato yang disampaikan Bahlil tidak perlu ditanggapinya karena Ia mengaku tidak mengetahui siapa sosok ‘Raja Jawa’ yang dimaksud oleh Bahlil.
“Mosok seperti itu saya nanggapi, nggak usah lah,” kata Sri Sultan, Kamis (22/8/24).
“Wong saya juga ndak tahu yang dimaksud siapa kok,” sambungnya.
Seperti diketahui, dalam Musyawarah Nasional (Munas) XI Golkar yang digelar di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (21/8/2024). Bahlil memaparkan visi dan misinya sebagai calon Ketum Golkar. Bahlil menyampaikan pesannya kepada para kader agar terus mendukung agenda pemerintah.
“Kita sudah bersepakat Golkar mendukung pemerintah. Jangan pagi mendukung, sore setengah mendukung, malam bikin lain. Ini saya jujur aja. Saya nggak punya kepentingan apa-apa pribadi. Kepentingan saya ke depan adalah Golkar lebih baik dari sekarang,” ujar Bahlil.
Bahlil menegaskan partainya harus menjadi partai pendukung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming di pemerintahan selanjutnya. Dia menilai kinerja Golkar harus lebih baik.
“Karena itu, pemerintahan Pak Prabowo-Gibran sebagai kelanjutan dari pada pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin. Jadi kita harus lebih paten lagi,” katanya.
Saat membicarakan kepala pemerintahan itulah Bahlil melempar candaan soal ‘Raja Jawa’. Dia mewanti-wanti para kader agar tak bermain-main dengan Raja Jawa itu.
“Soalnya, Raja Jawa ini, kalau kita main-main, celaka kita. Saya mau kasih tahu aja, jangan coba-coba main-main barang ini. Waduh, ini ngeri-ngeri sedap barang ini, saya kasih tahu,” kata Bahlil.