ABNnews — Selama ini serangan jantung identik dengan penyumbatan arteri akibat aterotrombosis, yakni sebuah kondisi ketika gumpalan darah menghambat aliran menuju jantung.
Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa penyebab lain justru sering terabaikan terutama pada kelompok wanita usia muda. Terungkap bahwa lebih dari separuh serangan jantung pada wanita muda berasal dari penyebab selain penyumbatan arteri.
Hasil itu berdasar sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti Mayo Clinic, Amerika Serikat, yang diterbitkan pada 15 September 2025 lalu. Studi OCTOPUS (Olmsted Cardiac Troponin in Persons Under Sixty-six) ini menganalisis kasus serangan jantung pada pasien berusia 65 tahun ke bawah di Olmsted County, Minnesota, periode 2003–2018.
Hasilnya, mereka menemukan 4.116 kasus dengan troponin positif pada 2.790 orang. Dua kardiolog meninjau setiap kasus untuk mengklasifikasikan penyebab kerusakan otot jantung menjadi enam kategori berbeda.
Hasil studi ini mengungkap perbedaan gender yang dramatis. Sebanyak 75 persen kasus serangan jantung pada pria muda disebabkan oleh penyumbatan arteri.
Namun, hanya 47 persen serangan jantung pada wanita muda yang disebabkan oleh hal serupa. 53 persen sisanya berasal dari mekanisme lain.
Salah satu penyebab yang sangat umum pada wanita adalah disseksi arteri koroner spontan (SCAD) yang berarti dinding arteri sobek dengan sendirinya. Kondisi ini menyebabkan 11 persen serangan jantung pada wanita, sementara pada pria kurang dari 1 persen.
Sayangnya, 55 persen kasus SCAD awalnya salah didiagnosis sebagai penyumbatan, padahal mengobati SCAD dengan cara yang sama bisa memperburuk keadaan.
Dr Bradley Serwer, seorang kardiolog, menekankan bahwa “muda, sehat, dan berjenis kelamin perempuan tidak menjamin kekebalan dari serangan jantung.”
Ia menyarankan untuk mendengarkan tubuh dan segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala seperti; nyeri dada baru muncul, sesak napas, atau kelelahan parah saat beraktivitas.
Kemudian nyeri di rahang kiri, leher, atau lengan, terutama yang muncul saat berolahraga dan mereda saat istirahat.
Dan gejala lain seperti berkeringat atau kulit lembap dan memiliki faktor risiko jantung lainnya.
Dr Serwer juga mencatat bahwa wanita tidak selalu menunjukkan gejala serangan jantung klasik berupa nyeri dada.
“Sebaliknya, mereka mungkin mengalami sesak napas, mual, gangguan pencernaan, atau nyeri perut bagian atas, pusing, atau pingsan,” jelasnya.
“Jika mengalami gejala-gejala ini, sangat penting untuk segera mencari evaluasi di Ruang Gawat Darurat atau dokter,” kata dia.