ABNnews – Industri manufaktur masih jadi motor penggerak ekonomi RI di tengah tekanan global. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sektor industri pengolahan nonmigas tumbuh 5,60% (yoy) pada kuartal II-2025, melampaui pertumbuhan ekonomi nasional 5,12%.
Kontribusi industri nonmigas juga naik dari 16,72% pada kuartal II-2024 menjadi 16,92% pada periode yang sama tahun ini.
“Peningkatan kualitas SDM adalah investasi jangka panjang untuk memperkuat industri nasional. Karena itu, pembangunan SDM menjadi kunci agar industri kita tangguh dan bisa bersaing global,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Senin (25/8).
Vokasi Jadi Senjata Utama
Kepala Badan Pengembangan SDM Industri (BPSDMI) Masrokhan menyebut Kemenperin terus menggenjot pendidikan vokasi. Programnya meliputi link and match SMK dengan industri, pembangunan politeknik, hingga pelatihan berbasis kompetensi standar global.
“Kami ingin lulusan vokasi bukan hanya siap kerja, tapi juga siap bersaing menghadapi industri 4.0 dan transisi menuju ekonomi hijau,” ujar Masrokhan.
Saat ini Kemenperin punya 11 politeknik, 2 akademi komunitas, 9 SMK, dan 7 balai diklat. Salah satunya Politeknik ATI Makassar, yang pada penerimaan mahasiswa baru 2025 diserbu 12.191 pendaftar, namun hanya 438 diterima. Rasio penerimaan pun ketat, 1:27.
Kelas Industri 2025
Direktur Politeknik ATI Makassar, Muhammad Basri, mengatakan tingginya minat mahasiswa menunjukkan kepercayaan masyarakat pada vokasi.
Pada Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB), Politeknik ATI Makassar meluncurkan Program Kelas Industri 2025 bersama mitra strategis, termasuk perusahaan Jepang hingga BUMN dan swasta nasional.
Beberapa programnya antara lain:
* Kelas kerja sama internasional bidang pengelasan dengan industri Jepang (40 mahasiswa)
* Beasiswa sawit 2025 bersama Ditjen Perkebunan Kementan & BPDP Sawit (60 mahasiswa)
* Mayora Institute Program: magang 2 semester & rekrutmen langsung (28 mahasiswa)
* Kelas Hilirisasi IMIP: beasiswa penuh 3 tahun (110 mahasiswa)
“Kolaborasi ini adalah implementasi nyata link and match antara vokasi dan industri. Harapannya, mahasiswa siap masuk pasar kerja atau jadi wirausaha tangguh,” pungkas Basri.
