banner 728x250

Transportasi Tanpa Sekat: Solo Jadi Model Kota Terintegrasi

Foto dok Humas Ditjen Intram

ABNnews – Kementerian Perhubungan terus mengedepankan pengembangan transportasi publik yang terintegrasi sebagai salah satu prioritas utama.

Upaya tersebut diwujudkan melalui kegiatan Ngobrolin Transportasi Bareng Komunitas (Lintas) yang digelar di Terminal Tipe A Tirtonadi, Solo, dengan tema “Transportasi Publik Terintegrasi, Kita Makin Terkoneksi”.

Kegiatan ini melibatkan berbagai komunitas transportasi seperti Forum Diskusi Transportasi Solo, Bike2Work Solo, SSC Solo, Java Train, Indonesian Railway Preservation Society Yogyakarta, Transportologi, Bismania Community, PPRBM Solo, SHG Solo, Gekatin Solo, dan Jejak Kota. Melalui forum ini, Kemenhub membuka ruang partisipatif bagi masyarakat untuk memberikan masukan terkait kebijakan dan pengembangan transportasi.

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub, Ernita Titis Dewi, menegaskan bahwa kegiatan Lintas merupakan momentum penting untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah dan komunitas.

“Forum ini diharapkan menjadi wadah tukar pikiran, memperkaya perspektif kebijakan, serta membangun pemahaman dan komitmen bersama dalam mewujudkan sistem transportasi yang inklusif, terintegrasi, dan berkelanjutan,” ujarnya.

Direktur Jenderal Integrasi Transportasi dan Multimoda, Risal Wasal, menyampaikan bahwa data dan masukan dari komunitas sangat dibutuhkan sebagai dasar dalam merumuskan kebijakan integrasi transportasi.

“Kami tidak bisa bekerja tanpa data. Diskusi hari ini sangat bermanfaat dalam menyusun langkah ke depan, terutama menyangkut kebutuhan pengguna, termasuk kelompok difabel. Tujuan akhirnya adalah menciptakan integrasi transportasi yang seamless, efisien, cepat, tepat, dan nyaman,” jelas Risal.

Ke depan, Direktorat Jenderal Integrasi Transportasi dan Multimoda memiliki rencana strategis untuk memperluas pengembangan sistem transportasi terintegrasi di 10 wilayah metropolitan, 9 daerah 3TP (Tertinggal, Terdepan, Terpencil, dan Perbatasan), serta 5 Kawasan Sentra Produksi Pangan (KSPP) selama periode 2025–2029.

Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno, turut mengapresiasi inisiatif di Kota Solo yang telah berhasil mengintegrasikan beberapa simpul transportasi penting seperti Terminal Tipe A Tirtonadi dan Stasiun Solo Balapan.

“Solo menjadi contoh kota yang telah melakukan integrasi transportasi secara menyeluruh. Adanya Trans Jateng, Batik Solo Trans, layanan feeder, KRL, hingga Kereta BIAS menunjukkan kesiapan fisik dan operasional kota ini,” ungkapnya.

Tak hanya moda transportasi, Solo juga melakukan pembenahan pada infrastruktur pendukung seperti terminal, tempat pemberhentian bus (TPB), jalur sepeda dan pejalan kaki, serta penerapan sistem transportasi cerdas (Intelligent Transport System) sebagai bagian dari upaya integrasi menyeluruh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *