ABNnews – Khalifah Ali Bin Abi Thalib suatu ketika setelah pasukan Muslimin menang dalam peperangan Jamal, dua orang yang ikut berperang, yakni Hajar bin Adi dan Umar bin Hamaq suka mencaci maki orang Muawiyah dan melaknat orang-orang Syam.
Untuk mengingatkan dua sahabatnya itu, Ali mengutus seseorang agar tidak suka mencaci maki dan melaknat.
Lalu Hajar dan Umar bin Hamaq menghadap Khalifah Ali. ” Wahai Amirul Mukminin. Bukankah kita berada di pihak yang benar sedangkan mereka dipihak yang salah? Kenapa melarang kami mencaci-maki mereka?”
Ali pun berkata:”Aku takut nanti kalian akan menjadi pencaci maki dan pelaknat orang. Sebaiknya katakan saja ‘ Ya Allah pelihara darah kami dan darah mereka, damaikanlah perselisihan kami dengan mereka agar mereka kembali dari kedurhakaan kepada kebenaran,” kata Ali.
Suka mencaci maki dan melaknat orang lain adalah kebiasaan buruk. Karenanya harus ditinggalkan, meski tak mudah untuk meninggalkannya.
Apalagi jika sudah lama melakukannya dan mendatangkan kesenangan.
Untuk menghindari dan mengalihkan kebisaan buruk butuh waktu dan niat yang sungguh-sungguh dan menyadari kelakuannya tidak bermanfaat,
Kikir
Kebiasaaan bakhil, kikir atau pelit menahan hartanya untuk kebaikan memenuhi kebutuhan orang lain juga merupakan kebiasaan buruk egois karena dilarang dalam Islam.
Allah berfirman:”Sekali-kali janganlah orang-orang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan“ (QS Ali Imran : 180). Wallohu a’lambishshawab/H Ali Akbar Soleman Batubara