banner 728x250

Fakta Mengerikan Kanker Serviks di Indonesia: 2 Perempuan Meninggal Setiap Jam, Skrining Gratis Sepi Peminat

Ilustrasi Kanker Serviks (Foto: Net)

ABNnews – Angka kematian akibat kanker serviks (leher rahim) di Indonesia berada di level yang sangat mengkhawatirkan. Diperkirakan, dua perempuan meninggal dunia setiap jam karena penyakit ini. Secara tahunan, Indonesia mencatat sekitar 36.000 kasus baru dan 21.000 kematian.

Ironisnya, meski skrining kanker serviks kini bisa diakses secara gratis melalui program Cek Kesehatan Gratis (CKG), kemauan perempuan untuk melakukan pencegahan sangat rendah.

Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Wamen PPPA) Veronica Tan mengungkap ada dua faktor utama yang membuat angka skrining sangat rendah.

“Kita sudah punya program skrining dan juga vaksin, tapi kok masyarakat enggak mau melakukan? Jadi ada dua faktor, budaya dan juga agama,” tutur Veronica di acara “Lawan Hoaks Kanker Leher Rahim di Era AI” yang diadakan MSD di Jakarta (17/11/2025).

Faktor Budaya dan Agama Jadi Jebakan Mematikan

Veronica menjelaskan, dari sisi budaya, banyak perempuan yang memilih menjalani hidup dengan “legowo, apa adanya tanpa harus berjuang” untuk kesehatannya.

Sementara itu, faktor agama dan stigma sosial menjadi penghambat serius, terutama bagi perempuan yang sudah menikah. Rasa malu dan sungkan untuk melakukan pemeriksaan serviks di daerah privat membuat mereka enggan.

“Ketika mereka dikasih edukasi pun akan tetap merasa malu, jadi ini terhambat. Belum lagi di daerah yang kurang informasi,” ujarnya.

Veronica menegaskan, kesehatan perempuan adalah kekuatan bangsa. Ketika perempuan terlindungi, kontribusi mereka di bidang pendidikan, ekonomi, dan pembangunan akan signifikan.

Ia pun mengajak berbagai pihak, termasuk tokoh agama dan tokoh adat, untuk mengubah cara komunikasi secara masif guna menyebarkan informasi yang benar dan menggerakkan masyarakat melakukan CKG atau vaksin HPV.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *