ABNnews – Program Studi Teknologi Rekayasa Konversi Energi Politeknik Negeri Jakarta (TRKE PNJ) memberikan pelatihan penggunaan alat penghemat bahan bakar berbasis teknologi medan magnet yang dapat mengurangi konsumsi bahan bakar hingga 10–14% dan menurunkan emisi gas buang bagi para petani di Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA) Harapan Tani, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (23/9). Pelatihan ini merupakan bentuk dukungan untuk menggalakkan program swasembada pangan khususnya pengairan pertanian.
Pada pelatihan ini dosen dan mahasiswa Prodi S-1 Terapan TRKE memberikan pendampingan dan penerapan alat penghemat bahan bakar yang sederhana, terjangkau, dan bisa dipasang langsung pada sistem bahan bakar mesin pompa yang digunakan petani. Rangkaian kegiatan meliputi survei awal untuk mengetahui jenis dan kondisi mesin pompa yang digunakan masyarakat, perancangan dan pembuatan alat penghemat bahan bakar sesuai spesifikasi mesin, pelatihan dan sosialisasi cara pemasangan dan penggunaannya kepada petani, serta evaluasi dampak penghematan bahan bakar selama periode uji coba. Kegiatan ini juga telah melibatkan kelompok tani secara aktif, termasuk dalam penyuluhan dan pembentukan tim perawatan alat di tingkat lokal. Tujuan utama kegiatan ini adalah membantu masyarakat petani di Kecamatan Ciparay dalam menurunkan biaya operasional bahan bakar dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sederhana dan aplikatif.
Program Pengabdian Masyarakat (PkM) bersama dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BPP) Solokan Jeruk, Kab. Bandung ini diberikan sesuai dengan kemampuan Kelompok Tani dan disesuaikan dengan konsep Teknologi Tepat Guna bagi masyarakat pedesaan. Rangkaian kegiatan ini dimulai dengan survei awal untuk mengetahui jenis dan kondisi mesin pompa yang digunakan masyarakat, lalu perancangan dan pembuatan alat penghemat bahan bakar sesuai spesifikasi mesin, pelatihan, hingga sosialisasi cara pemasangan dan penggunaannya kepada petani, serta evaluasi dampak penghematan bahan bakar (BBM) selama periode uji coba.
Ketua Pelaksana PkM, Prof. Dr. Tatun Hayatun Nufus, mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya efisiensi energi dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
“Pelatihan ini diharapkan menjadi upaya peningkatan kesadaran kelompok tani di daerah ini terhadap pentingnya efisiensi energi dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan yang akan dilakukan berkesinambungan dengan Prodi TRKE dalam menjalankan kewajiban Tridharma,” tutur Prof. Tatun.
Setelah pelatihan dan sosialisasi yang diberikan, Prof. Tatun berharap masyarakat petani di Kecamatan Ciparay dalam mengurangi konsumsi bahan bakar pada mesin pertanian, khususnya pompa air berbahan bakar bensin atau solar. Hal yang sama juga diterima oleh Indah Yuliana, Kepala BPP Solokan Jeruk.
“Pelatihan yang diterima oleh masyarakat diharapkan dapat membantu petani dalam menghemat penggunaan solar pada alat dan mesin pertanian, mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari pihak ketiga, sekaligus mendukung praktik pertanian berkesinambungan yang hemat energi dan mengurangi asap buang mesin,” jelas Indah.
Bantuan ini direspons positif oleh salah satu peserta, Muhammad Rijal. Rijal menyampaikan kesan bahwa awalnya belum memahami penggunaan alat transmisi yang dijelaskan dosen PNJ. Namun, setelah dipraktikkan, Rijal merasa ada perubahan pada mesin taninya. Rijal berharap, masalah penggunaan BBM lebih irit. Dia mengonfirmasi apakah akan terjadi overheating. Prof. Tatun menjelaskan, dengan pemakaian alat hemat BBM ini, pembakaran menjadi lebih sempurna. Mesin akan mengeluarkan panas yang stabil.
“Awalnya, saya belum sempet ngerti, Bu, kenapa ada setrum dan alat transmisi yang dipakai. Tapi, Alhamdulillah, setelah saya coba hidupin (alatnya), jadi ngerti sekarang. Saya merasa ada perubahan pada mesin taninya. Saya berharap, masalah penggunaan BBM lebih irit dan lebih hemat. Tapi, Bu. Masih ada kendala saya, apakah efeknya akan panas ke mesin?” tanya Rijal.
“Tidak akan sama sekali efek panas, Pak. Malah lebih dingin sehingga dengan pemakaian alat hemat BBM ini pembakaran menjadi lebih sempurna. Mesin akan mengeluarkan panas yang stabil,” jawab Prof. Tatun.
Program pengabdian masyarakat ini dirancang dalam jangka waktu tiga tahun (2025–2027) dan dilaksanakan di Kecamatan Ciparay. Terlaksanannya kegiatan tahun pertama (September 2025) yang difokuskan pada identifikasi permasalahan di lapangan dan perancangan awal alat penghemat bahan bakar untuk pompa air pertanian. Pada 2 tahun selanjutnya, dapat terjadi ekspansi penerapan dan pembentukan kader teknologi dan hilirisasi teknologi efisiensi energi secara lebih masif yang bermitra dengan pemerintah daerah se-Kabupaten Bandung.