banner 728x250

Gaya Hidup Jadi Pemicu, Diabetes di Kalangan Remaja dan Anak-anak Ancaman Nyata, Kenali Cirinya

Ilustrasi. (Foto: istimewa)

ABNnews — Kasus diabetes kini tidak identik dengan orang dewasa. Diabetes juga mengintai remaja dan anak-anak. Diabetes ancaman nyata, gaya hidup tidak disebut jadi pemicunya.

Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah (glukosa). Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin dengan baik, sehingga gula darah menumpuk dan tidak dapat diolah menjadi energi oleh sel-sel tubuh.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes di Mayapada Hospital Kuningan, dr. Roy Panusunan Sibarani, Sp.PD-KEMD, FES, menyebut usia muda juga rentan memasuki fase prediabetes. Di mana kadar gula darah puasa berkisar 100-125 mg/dL, yang normalnya di kisaran 70-90 mg/dL.

Prediabetes belum dikatakan diabetes, tetapi bisa berkembang menjadi diabetes tipe 2. Sementara itu, dikatakan diabetes jika kadar gula darah puasa mencapai lebih dari 126 mg/dL.

“Ciri awalnya berupa mudah lapar dan lelah karena tubuh kekurangan insulin (hormon pengatur gula darah) atau insulin tidak bekerja optimal untuk menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi energi. Oleh karena itu tubuh jadi lebih mudah lapar dan lelah,” jelas dr. Roy.

Ciri kedua adalah sering buang air kecil yang diakibatkan oleh tingginya kadar gula sehingga tubuh menghasilkan lebih banyak cairan yang dibuang lewat urin. Ketiga, sering haus dan mulut kering karena tubuh membuang lebih banyak cairan melalui tubuh.

“Lalu, penurunan berat badan tanpa sebab karena tubuh tidak bisa menyerap energi dengan baik, sehingga tubuh membakar otot dan lemak sebagai sumber energi pengganti. Sehingga, berat badan menurun meski pola makan tidak berubah,” tambah dia.

Kemudian, penglihatan kabur akibat perubahan kadar cairan dalam tubuh yang menyebabkan lensa mata membengkak. Hal ini mengubah bentuk lensa dan membuat pengilihatan menjadi kabur.

“Retina (saraf mata) juga dapat terdampak di mana komplikasi jangka panjangnya bisa menyebabkan kebutaan (retinopati diabetik),” terang dr. Roy, seperti dilansir dari cnbcindonesia.

Terakhir, kesemutan karena kadar gula darah yang tinggi bisa merusak saraf seperti di tangan dan kaki. Hal ini yang menyebabkan rasa kesemutan, mati rasa, rasa panas atau terbakar, hingga nyeri tajam seperti tertusuk. Kondisi ini disebut juga neuropati diabetik

“Kerusakan saraf juga menyebabkan hilangnya sensasi dan kemampuan untuk merasakan sakit atau suhu. Ini akan meningkatkan risiko luka yang tidak disadari,” terang dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *