ABNnews — Menteri Pertanian Jepang Taku Eto mengundurkan diri pada Rabu (21/05), setelah pernyataannya tentang beras memicu badai kritik dari para pemilih dan anggota parlemen.
Eto telah dalam masalah sejak laporan media mengungkap komentar yang dibuatnya di sebuah pesta penggalangan dana politik di akhir pekan bahwa dia “tidak pernah harus membeli beras” berkat hadiah dari para pendukungnya.
Komentar tersebut memicu kecaman. Pasalnya, Jepang tengah menghadapi permasalahan meroketnya harga bahan makanan pokok tradisional. Bahkan tercatat mencapai rekor tertinggi.
“Saya bertanya pada diri sendiri apakah pantas bagi saya untuk tetap memegang kendali (kementerian) di saat harga beras sedang kritis,” kata Eto kepada wartawan setelah mengajukan pengunduran dirinya kepada Perdana Menteri Shigeru Ishiba, seperti dikutip Kyodo News.
“Saya membuat pernyataan yang sangat tidak pantas di saat konsumen sedang berjuang menghadapi harga beras yang melambung,” ucap Eto.
Ucapan nir empati Eto terjadi tak lama setelah Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan memutuskan untuk melepaskan beras tambahan dari stok daruratnya hingga Juli. Langkah itu dilakukan dengan harapan dapat menurunkan harga beras yang telah naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya.
Kontroversi tersebut memberikan kemunduran baru bagi Ishiba menjelang pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat musim panas ini. Sebagai informasi, dukungan publik untuk Kabinetnya anjlok ke level terendah sejak ia menjabat akhir tahun lalu.
Eto adalah anggota Kabinet Ishiba pertama yang meninggalkan jabatannya. Ishiba memutuskan untuk menunjuk mantan menteri lingkungan hidup Shinjiro Koizumi untuk menggantikannya sebagai menteri pertanian.
Eto dikenal sebagai salah satu pakar terkemuka kebijakan pertanian di partai yang berkuasa, dan menjabat sebagai menteri pertanian selama satu tahun sejak 2019 di bawah Perdana Menteri saat itu Shinzo Abe.