banner 728x250

KKJ Laporkan Paket Kepala Babi ke Bareskrim Polri, Tempo: Bukan Teror yang Pertama

Kantor Tempo mendapat kiriman paket kepala babi. (Foto: istimewa)

ABNnews — Kantor Tempo mendapat kiriman paket kepala babi pada Rabu (19/03) sore sekira pukul 16.00 WIB. Kepala babi tersebut dibungkus kotak kardus yang dilapisi styrofoam.

Paket berisi kepala babi tersebut ditujukan untuk “Cica”, nama panggilan Francisca Christy Rosana, wartawan desk politik dan host siniar Bocor Alus Politik.

Adapun Cica baru menerima pada Kamis, 20 Maret 2025 pukul 15.00 WIB, selepas liputan bersama rekannya, Hussein Abri Yusuf Muda Dongoran.

Cica kemudian membawa kotak kardus tersebut ke kantor. Hussein-lah yang pertama kali membuka kotak tersebut. Ketika bagian atas kardus dibuka, bau busuk tercium hingga diketahui isinya kepala babi.

Hussein, Cica, serta beberapa wartawan membawa kotak kardus di keluar gedung. Setelah kotak kardus sudah dibuka seluruhnya, tampak kepala babi dalam kondisi kedua telinganya terpotong.

Atas peristiwa itu, Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) melayangkan laporan ke polisi. Koordinator KKJ Erick Tanjung menilai pengiriman paket kepala babi itu merupakan bentuk teror.

“Nah, kita melihat, setelah kita periksa bahwa pengiriman paket ini adalah kita mencurigai sebagai teror, sebagai simbol ancaman pembunuhan,” kata Erick di gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Jumat (21/03).

“Karena kepala babi ini dengan telinganya sudah dipotong dan tentu ini yang akan kita laporkan ke kepolisian, agar kasus ini diungkap ya,” ucapnya.

Dalam pelaporan ini, Erick membawa sejumlah barang bukti, termasuk rekaman CCTV. Pemimpin Redaksi Tempo Setri Yasra dan perwakilan Tim Legal Tempo, Alberto Eka turut hadir bersama KKJ.

Menurutnya, serangan tersebut bukan hanya ditujukan terhadap individu, tapi ancaman teror itu juga terhadap kerja-kerja jurnalistik Tempo. Yang artinya serangan terhadap pers serta kemerdekaan pers sebagai pilar keempat demokrasi.

Erick juga mengatakan serangan ini bukan yang pertama dialami wartawan Tempo. Sebelumnya, teror juga dialami oleh salah seorang wartawan Tempo, Hussein Abri Yusuf Muda Dongoran.

“Iya, ini serangkaian teror bukan yang pertama. (Sebelumnya) ada teror juga yang dialami oleh HA, jurnalis Tempo juga dari tim Bocor Alus juga dan itu sudah dua kali ya teror langsung, kaca mobilnya dipecah dan ada ancaman, terus dikuntit, diikuti oleh orang-orang yang mencurigakan,” jelas Erick.

Oleh karena itu, KKJ meminta polisi mengusut tuntas siapa di balik ancaman teror itu. Pengusutan itu, kata dia, untuk menunjukkan apakah pemerintah berpihak pada kemerdekaan pers atau malah anti terhadap kemerdekaan pers.

“Jadi siapa pun itu pelakunya dan termasuk otaknya, siapa pun itu, termasuk kalau memang serangan ini struktural, itu harus diungkap. Karena ini bukan serangan yang secara tiba-tiba, tapi kita melihat ini rangkaian serangan yang sistematis ya,” terangnya.

“Makanya kita mendesak kepolisian bekerja profesional dan tentu pesan kita adalah kepada negara harus hadir. Kepada Presiden Prabowo Subianto untuk menunjukkan apakah Presiden Prabowo ini pro-kemerdekaan pers atau antikritik, anti-kemerdekaan pers,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *