banner 728x250

Baca Hasil Penelitian Ini Sebelum Tuding Gaya Hidup sebagai Penyebab Asam Urat

Ilustrasi. (Foto: haibunda)

ABNnews — Penyakit asam urat adalah suatu kondisi yang ditandai dengan rasa nyeri yang sangat menyakitkan, pembengkakan, dan sensasi panas di area persendian, seperti jari tangan, lutut, pergelangan kaki, dan jari kaki.

Selama ini penyakit asam urat sering dikaitkan dengan gaya hidup mengonsumsi makanan tinggi purin, seperti daging merah, jeroan, makanan laut, dan kacang-kacangan; atau minum minuman beralkohol.

Namun, sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa faktor genetika memiliki peran lebih besar dalam perkembangan penyakit ini dibandingkan yang selama ini diperkirakan.

Kelompok tim peneliti internasional melakukan analisis terhadap data genetik dari 2,6 juta individu yang berasal dari 13 kelompok DNA yang berbeda. Dari total tersebut, sebanyak 120.295 orang teridentifikasi mengalami masalah asam urat.

Dalam penelitian ini, para ilmuwan membandingkan kode genetik penderita asam urat dengan mereka yang tidak mengalaminya. Hasilnya, ditemukan 377 lokasi DNA yang menunjukkan variasi khusus terkait dengan penyakit ini. Menariknya, 149 di antaranya sebelumnya tidak pernah dihubungkan dengan asam urat.

Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun faktor lingkungan dan gaya hidup tetap berpengaruh, genetika memainkan peran penting dalam menentukan kemungkinan seseorang mengalami asam urat. Peneliti juga meyakini bahwa masih ada lebih banyak faktor genetik yang belum teridentifikasi.

Tony Merriman, seorang ahli epidemiologi dari University of Otago di Selandia Baru mengatakan, asam urat adalah penyakit kronis yang berakar pada faktor genetik, dan bukan sepenuhnya disebabkan oleh gaya hidup individu.

Ia menegaskan pentingnya mengoreksi mitos yang menyatakan bahwa asam urat hanya disebabkan oleh pola makan atau kebiasaan hidup yang buruk.

“Asam urat adalah penyakit kronis yang memiliki dasar genetik. Jadi, tidak sepenuhnya bisa disalahkan pada gaya hidup penderita. Mitos bahwa asam urat hanya disebabkan oleh pola makan perlu ditinjau kembali,” ungkap Merriman.

Adapun penyakit asam urat terjadi ketika kadar asam urat dalam darah meningkat, yang kemudian menyebabkan pembentukan kristal tajam di sendi. Ketika sistem kekebalan tubuh menyerang kristal tersebut, hal ini dapat memicu rasa nyeri dan ketidaknyamanan yang cukup signifikan.
Penelitian menunjukkan bahwa genetika berkontribusi pada setiap tahap dalam proses ini, termasuk reaksi sistem kekebalan terhadap kristal dan pengaturan kadar asam urat dalam tubuh.

Walaupun penelitian ini memberikan wawasan baru, terdapat beberapa keterbatasan. Namun sebagian besar data yang digunakan berasal dari individu dengan keturunan Eropa, dan informasi yang didapatkan banyak bersumber dari laporan pribadi penderita, bukan dari diagnosis klinis.

Namun terlepas itu, temuan ini tetap memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai penyakit ini, yang telah mempengaruhi kehidupan manusia selama berabad-abad. Para peneliti berharap di masa mendatang akan lebih banyak pilihan pengobatan yang lebih baik dan mudah diakses.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *