ABNnews – Tersangka penganiayaan dan penyiksaan terhadap bocah perempuan berusia 10 tahun di Kecamatan Lolowau, Kabupaten Nias Selatan, Sumatra Utara. Berinisial D yang tak lain merupakan tante korban ditahan polisi.
“Iya, tersangka D (tante korban) sudah ditahan,” ujar Kapolres Nias Selatan AKBP Ferry Mulyana Sunarya saat dikonfirmasi, Kamis (30/1/25).
Ferry mengatakan, tersangka D diduga melakukan kekerasan fisik terhadap bocah perempuan tersebut. Penetapan status tersangka ini berdasarkan hasil visum dan keterangan korban yang berkesesuaian.
Ferry menyebut, ada kemungkinan jumlah tersangka bertambah, pihaknya masih mendalami lebih lanjut guna mengetahui keterlibatan para terlapor lainnya yang masih keluarga dari korban.
“Betul, ada kemungkinan tersangka bertambah. Kami hanya perlu mengecek kembali terkait dengan visum korban. Keterangan korban sudah ada, cuma kami juga perlu pembuktian juga,” katanya.

Sejauh ini sudah ada delapan orang yang telah diperiksa. Mereka di antaranya tiga terlapor dan lima saksi yang merupakan tetangga termasuk kepala desa setempat.
Diketahui, kisah pilu bocah tersebut mencuat usai diunggah akun Facebook bernama Lider Giawa pada Minggu 26 Januari 2025 dan viral. Tak menunggu lama kemudian, Kapolres Nias Selatan langsung menjemput bocah tersebut dibawa berawat ke Rumah Sakit guna mendapatkan perawatan medis serta pendampingan psikologis untuk memulihkan kondisi mentalnya.
Pada unggahan yang viral menyebutkan jika bocah tersebut diduga disiksa oleh Kakek, Nenek, Tante dan Bapak Udanya selama bertahun-tahun. Kedua kakinya dipatahkan dengan cara diinjak oleh pamannya dan tantenya sendiri.
Perlakukan sadis itu dilakukan dengan cara menutup mulutnya lalu kaki diinjak. Kisah ini pun viral usai diunggah oleh tetangga di akun Facebook bernama Lider Giawa.
“Ini sungguh biadab dari kecil sampai umur 10 tahun disiksa habis oleh Kakek, nenek, bapak udanya dan tentenya,” tulis akun tersebut dalam narasinya dengan menampilkan kondisi anak yang kakinya sudah cedera serius.
Kasus ini terungkap setelah korban kabur dari rumah keluarganya lantaran tak tahan dengan penyiksaan. Di tengah perjalanan, korban bertemu dengan warga dan menceritakan kisah kelam yang dialaminya