ABNNNews – Pada 2024 ini, masyarakat diperlihatkan dengan rentetan pemberitaan kasus bunuh diri di kalangan remaja terutama pada status mahasiswa. Setidaknya 13 mahasiswa di sejumlah kampus ternama dari berbagai daerah di Indonesia mengakhiri hidupnya.
Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI (Bareskrim Polri) menunjukkan kasus bunuh diri mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir. Tahun 2022 sebanyak 887 jiwa melayang akibat bunuh diri. Jumlah kasus terus naik di tahun 2023 bahkan mencapai 1.288 kasus. Di tahun ini, sepanjang Januari-Oktober 2024, angka kasus bunuh diri telah menyentuh angka 1.023 kasus.
ABNnews merangkum sejumlah kasus bunuh diri yang terjadi pada mahasiswa:
Mahasiswa ITB
Pada 19 Nopember 2024, mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) berinisial JA (18) tahun ditemukan tewas bersimbah darah di pelataran apartemen di kawasan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungantewas usai melompat dari lantai 27 apartemen Pinewood yang menjadi tempatnya tinggal hampir setahun terakhir.
JA sempat terekam kamera CCTV saat mondar-mandir keluar masuk kamar. Menurut polisi, diduga saat itu JA sedang mencari lokasi untuk bunuh diri.
Mahasiswa UI
Pada 27 Mei 2024 HA (22) mahasiswa Universitas Indonesia (UI), tewas terlindas kereta rel listrik (KRL) dari arah Stasiun Sudimara di jalur rel arah Stasiun KA Rawa Buntu, Serpong, Tangerang Selatan.
Berdasarkan temuan identitas kartu mahasiswa yang dibawa korban, HA diketahui mahasiswa UI jurusan Biologi yang berasal dari Salatiga, Jawa Tengah.
Dikutip dari Suara.com, Philip, warga sekitar menduga korban hendak melakukan bunuh diri setelah dilihat dari posisi korban ditemukan dan ditemukannya sebuah tas yang diduga ditinggal di pinggir rel.
Saksi mata lainnya, Fajar menyebut kondisi korban juga terbilang mengenaskan dengan bagian tubuh yang terpisah-pisah. “Posisinya badannya utuh. Kena kepala sama kaki. Posisinya telentang miring gitu,” katanya.
Pihak kepolisian masih belum memberikan keterangan atas kejadian ini. Informasi beredar di lapangan masih simpang siur, ada yang menyebut jika korban tewas karena sengaja bunuh diri, ada pula yang mengatakan korban tersambar saat berada di sekitar rel.
Mahasiswa Unram
Pada 21 Juni, RPS (24) mahasiswa Universitas Mataram (Unram), ditemukan tewas gantung diri di dalam kamar kosnya, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. RPS pertama kali ditemukan tewas oleh pemilik kamar kos saat pulang mengerjakan tugas kuliah dari rumah temannya.
Kasatreskrim Polresta Mataram Kompol I Made Yogi Purusa Utama mengatakan korban ditemukan pertama kali oleh saksi berinisial NTR, perempuan asal Dompu, NTB.
Mahasiswa UIN Raden Intan
Pada 27 Juli, ENZ (24) mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan, Lampung, ditemukan tewas gantung diri. ENZ ditemukan tewas tergantung oleh rekannya di dalam sebuah gubuk di Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung.
Berdasarkan keterangan saksi, korban sempat bersama pacarnya sebelum ditemukan tewas. Polisi masih melakukan penyelidikan terkait motif korban mengakhiri hidup. Untuk sementara, tidak ditemukan tanda kekerasan pada tubuh korban.
Mahasiswa IPB
Pada 6 Agustus, SNR (18) mahasiswa baru Institut Pertanian Bogor (IPB), ditemukan tewas tergantung di sebuah kamar penginapan di wilayah Desa Babakan, Dramaga, Bogor, Jawa Barat.
SNR ditemukan pegawai yang bekerja di penginapan tersebut. Kapolsek Dramaga AKP Hartanto Rahim mengatakan korban diduga bunuh diri dengan seutas tali.
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga
Pada 12 Agustus, ALNR (24) mahasiswa S2 program studi Magister Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT), Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, ditemukan tewas menggantung. ALNR diduga bunuh diri di rumahnya di perumahan Kaliwates, Jember.
Kapolsek Kaliwates, Kompol Nur Hadi Suseno membenarkan informasi peristiwa tersebut. Dugaan sementara, korban memilih bunuh diri karena motif asmara atau patah hati.
Mahasiswa Undip
Pada 12 Agustus, ARL (30) mahasiswi program kedokteran spesialis di Universitas Diponegoro (Undip), ditemukan tewas di kamar kosnya. Kasus ini pun mendapat banyak perhatian, karena korban diduga tewas usai menyuntikkan obat penenang ke tubuhnya sendiri di dalam kosannya di Semarang, Jawa Tengah.
Hasil investigasi Kemenkes menyebutkan bahwa diduga ada permintaan uang diluar biaya pendidikan resmi yang dilakukan oleh oknum-oknum dalam program tersebut kepada dokter Aulia Risma. Permintaan uang ini berkisar antara Rp 20-40 juta per bulan.
Mahasiswa UGM
Pada 13 Agustus, F (23) mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), ditemukan meninggal diduga bunuh diri di dalam kamar kos. F ditemukan meninggal setelah orang tua meminta tolong pada pemilik kos.
Polisi yang melakukan olah TKP menemukan kabel listrik yang diduga digunakan oleh korban untuk mengakhiri hidupnya. Meski demikian, pihak kepolisian masih terus menyelidiki motif di balik tindakan tersebut untuk memastikan penyebab pasti kematian korban.
Mahasiswa Universitas Ciputra
Pada 18 September, SN (20) mahasiswi Universitas Ciputra Surabaya, ditemukan meninggal dunia di halaman kampus. SN diduga bunuh diri dengan melompat dari lantai 22 Gedung Universitas Ciputra, kawasan Sambikerep, Surabaya.
Barang-barang pribadi korban, termasuk tas, handphone, dan laptop, ditemukan tertinggal di lantai tersebut. Rekaman CCTV yang dicek oleh pihak kepolisian menunjukkan SN masuk ke area kampus menggunakan sepeda motor.
Mahasiswa UK Petra
Pada 1 Oktober, RD (23) mahasiswa Universitas Kristen Petra, Surabaya, ditemukan tewas bunuh diri di halaman kampus dengan melompat dari lantai 12 gedung kampusnya. Korban diduga karena mengalami depresi.
Dalam hasil penyelidikannya, polisi menyebut korban bunuh diri karena dipicu depresi. Korban diketahui sebelumnya juga sempat ditangani psikiater.
Mahasiswa Unnes
Pada 3 Oktober, F (20) mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes), ditemukan tewas di dalam kamar kosnya di Gang Pisang, Sekaran, Gunungpati, Semarang. F mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di kamarnya.
Di lokasi juga ditemukan surat wasiat korban untuk keluarganya. Berdasarkan KTP korban, diketahui ia merupakan warga asli Pontianak, Kalimantan Barat.
Mahasiswa Tarumanegara
Pada 4 Oktober, E (18) mahasiswi Universitas Tarumanegara (Untar), ditemukan bunuh diri dengan melompat dari lantai 6 kampus. Mahasiswi tersebut tewas di pelataran gedung kampus di Grogol, Petamburan, Jakarta Barat.
Usai ditemukan tewas, jasad E langsung dibawa ke Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Senen, Jakarta Pusat, untuk proses otopsi. Namun, pihak keluarga tidak berkenan jasad E diotopsi. Hingga kini, kepolisian belum memeriksa pihak Untar serta teman-teman korban. Polisi juga belum bisa menyimpulkan penyebab korban bunuh diri.
Mahasiswa UMB
Pada 26 Oktober, M (25) mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB), ditemukan meninggal dunia di dalam kamar rumahnya di Muara Bangkahulu, Bengkulu.
Kepala Prodi Manajemen UMB, Ade Tiara Yulinda mengungkapkan bahwa M mengalami kendala dalam pembayaran uang kuliah, yang terlihat dari riwayat sistem akademik.
Mahasiswa Jambi
Pada Minggu 14 Juli 2024, Polisi di Jambi menyelidiki penyebab seorang mahasiswi perguruan tinggi setempat yang melakukan bunuh diri dengan melompat dari lantai 12 Gedung Mahligai Bank Jambi.
Kapolsek Telanaipura Kota Jambi AKP S Harefa di Jambi, mengatakan peristiwa ini terjadi pada Minggu (14/7) pukul 22.00 WIB. Korban berinisial SAS itu berasal dari Lubuk Linggau Utara dan berstatus sebagai mahasiswi perguruan tinggi negeri di Jambi.
Dari CCTV terlihat korban duduk sendiri, kemudian sekitar pukul 21.20 WIB terlihat korban gelisah dan melihat ke arah belakang pandangan yakni arah pinggir gedung lantai 12 itu.
Korban terlihat berjalan ke arah pinggir gedung lantai 12 itu dan sekitar pukul 22.00 WIB. Seorang satpam Bank Jambi yang hendak menutup portal depan melihat ada seorang yang terbaring di lantai.
Dari penyelidikan, korban berinisial SAS diduga bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 12 Gedung Mahligai Bank Jambi.
Keterangan keluarga korban di Jambi, dugaan motif korban melakukan perbuatan bunuh diri dikarenakan ada permasalahan. Pihak keluarga menolak autopsi mayat korban dikarenakan jenazah korban ingin segera dimakamkan oleh pihak keluarga.
Dari laptop milik korban, diketahui pencarian internet terakhir pada website tentang cara-cara untuk bunuh diri. (Ilham Cahyadi)