ABNnews — Mantan Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo), Budi Arie jadi sorotan di media sosial menyusul menyusul keterlibatan pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) membina web judi online.
Sebab warganet menilai kasus penyalahgunaan wewenang ini berada di bawah kepemimpinan Budi Arie sebelum ia ditunjuk Presiden Prabowo sebagai Menteri Koperasi.
Netizen mempertanyakan tanggung jawab Budi Arie atas penyalaggunaan wewenang sejumlah pegawainya tersebut. Bahkan, beberapa di antara netizen meminta Komdigi turut meminta keterangan dari Budi Arie. Kata “Budi Arie” pun sudah diunggah hampir 25 ribu kali di X atau Twitter per Senin (04/11).
“Budi Arie Setiadi tidak becus dalam bekerja. Bawahannya melindungi 1.000 situs web judi online, tetapi dia mendapatkan penghargaan keberhasilan memberantas judi online,” kata salah satu netizen di X atau Twitter, Senin (4/11).
Warganet juga menyoroti salah satu pegawai Komdigi yang diduga ditangkap polisi terkait kasus judi online tersebut, berinisial ZA. Walaupun kepolisian tidak memerinci nama-nama pegawai maupun inisialnya.
Netizen mengatakan eks Menteri Kominfo Budi Arie pernah datang ke acara pernikahan anggota keluarga ZA, meski belum terbukti kebenarannya.
Warganet pun mendorong kepolisian menyelidiki Budi Arie Setiadi sebagai saksi dalam kasus pegawai Komdigi melindungi 1.000 situs web judi online.
Sementara itu, Budi Arie Setiadi menyerahkan seluruh upaya penegakan hukum atas eks anak karyawannya kepada polisi. Sejak dilantik menjadi Menteri Koperasi oleh Presiden Prabowo Subianto pada bulan lalu (21/10), Budi Arie ingin berfokus pada urusan koperasi.
“Kami menghormati langkah aparat penegak hukum. Saya berfokus mengurus koperasi dan rakyat,” ujar Budi Arie Setiadi usai menghadiri agenda Deklarasi Gerakan Solidaritas Nasional di Indonesia Arena Senayan, Jakarta, Sabtu (02/11).
Selama menjabat Menteri Kominfo, Budi Arie Setiadi melakukan pemutusan akses terhadap 3,8 juta konten bermuatan judi online sejak 17 Juli 2023 hingga 9 Oktober 2024.
Kominfo juga memblokir 31.751 sisipan halaman judi online pada situs lembaga pendidikan dan lebih dari 31.812 di lembaga pemerintahan.
Akan tetapi, Kepolisian mendapati pegawai Kominfo yang kini bernama Komdigi justru melindungi 1.000 situs judi online.
Seorang pegawai Komdigi yang belum diketahui identitasnya mengatakan terdapat 1.000 situs judi online di Bekasi, Jawa Barat, yang dijaga olehnya agar tidak terkena blokir. Mereka hanya melaporkan 4.000 situs judol untuk diblokir.
Pegawai Komdigi mendapatkan keuntungan Rp 8,5 juta per situs judi online. Jika dikalikan 1.000 situs judi <span;>online<span;>, pegawai Komdigi bisa memperoleh Rp 8,5 miliar.
Karyawan Komdigi tersebut bahkan membuka ‘kantor satelit’ di ruko dan mempekerjakan orang lain sebagai admin dan operator yang digaji Rp 5 juta per bulan.
Admin dan operator ini bekerja selama pukul 08.00 hingga 20.00 WIB. Kantor itu didirikan atas inisiatif sendiri, tanpa sepengetahuan dari atasannya di Kementerian Komdigi.
Pegawai Komdigi itu memiliki kewenangan untuk melakukan pengecekan situs web judi online hingga memblokir. Namun mereka menyalahgunakan wewenang dengan tidak memblokir situs judi online.