banner 728x250

Anjloknya Kelas Menengah Diperburuk UUCK

banner 120x600
banner 468x60

Oleh: Gede, Sandra

Belum lama ini Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa jumlah masyarakat kelas menengah jumlahnya turun sebesar 9,49 juta jiwa imbas pandemic Covid-19.

banner 325x300

Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menyebut bahwa perekonomian Indonesia menderita fenomena ‘long Covid’.

BPS menghimbau kepada pemerintah agar penguatan daya beli juga diperlukan untuk kelas menengah, tidak hanya untuk kelompok miskin. Bila kelas menengah kuat, maka daya beli masyarakat secara keseluruhan akan kuat, jelasnya.

Merespon pernyataan BPS tersebut, kami memandang bahwa:

1. Pernyataan BPS ini ada benarnya, hanya kurang lengkap. Covid memang membuat perekonomian negara merosot selama beberapa waktu, namun banyak negara yang tingkat daya beli masyarakatnya kembali pasca Covid. Sebagai contohnya adalah seperti di Negara dengan tingkat keparahan Covid yang tinggi seperti di Vietnam, China, dan Amerika Serikat, di mana di ketiga Negara tersebut pertumbuhan indeks GDP riil telah kembali ke trek pra Covid.

Sementara untuk indikator yang sama, pertumbuhan indeks GDP rill di Indonesia tidak pernah kembali ke trek pertumbuhan pra Covid. Ekonom Arief Anshori Yusuf (https://x.com/anshory72) membuat grafik-grafik untuk yang menggambarkan situasi tersebut, terlihat bagaimana dari keempat Negara hanya Indonesia yang terlalu lama keluar dari jalur pertumbuhan ekonominya.

2. Apa yang membuat Indonesia mengalami fenomena ‘long covid’, susah kembali kepada trek, adalah kebijakan pemerintah sendiri yang menyebabkan jatuhnya upah riil pekerja. Kebijakan termaksud yaitu UU Cipta Kerja (UUCK), dan turunannya seperti PP 36 tahun 2021, yang mengatur kenaikan upah minimum hanya 1,09 persen. Jadi pada saat bisnis dan perekonomian tumbuh 4-5 persen, upah minimum hanya diizinkan naik 1,09 persen. Dan masih dipotong inflasi 5,5 persen tahun 2022 dan 2,6 persen tahun 2023. Akibatnya upah riil menjadi turun di zona negatif sepanjang tahun-tahun pasca Covid, sementara ekonomi terus bertumbuh- terjadi decoupling antara perekonomian makro dan situasi ekonomi riil di masyarakat. Gambaran situasi tersebut sesuai dengan grafik yang dibuat ekonom Arief Anshori Yusuf berikut:

3. Turunnya upah riil akan menekan daya beli kelas menengah, yang mana kelas pekerja juga merupakan bagiannya. Bila daya beli masyarakat menurun, maka industri terpaksa juga harus mengurangi kapasitas produksinya, akibatnya terjadi berbagai PHK massal seperti yang kita saksikan belakangan ini.

4. Karena itu kami mendesak pemerintahan Jokoei atau Prabowo ke depan dapat mempertimbangkan untuk membatalkan UUCK untuk sepenuhnya, karena terbukti telah ikut berkontribusi dalam menyebabkan anjloknya daya beli kelas menengah di Indonesia.

Demikian pernyataan ini dibuat, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

*) Juru bicara bidang ekonomi Partai Buruh

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *