ABNnews – Ketua Umum Barisan Relawan Nusantara (BaraNusa) Adi Kurniawan mengkritik pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait kenapa pihaknya membangun Ibukota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur lantaran Istana kepresidenan yang berada di Jakarta dan Bogor merupakan bekas peninggalan kolonial Belanda di masa Penjajahan. Sehingga, kata Jokowi, istana tersebut ‘Berbau Kolonial’.
Menurut Adi, apa yang diungkapkan Jokowi tersebut justru menunjuk dirinya sendiri.
“Seharusnya, beliau berkaca pada dirinya. Bukan istananya yang berbau kolonial. Tapi Jokowi, keluarganya beserta kroninya yang bermental kolonialisme,” kata Adi dalam keterangannya, Jumat (16/8/2024).
Mantan Relawan Jokowi ini mengatakan IKN adalah proyek yang dipaksakan. IKN, menurut Adi adalah proyek ambisi Jokowi yang mengorbankan kepentingan kesejahteraan rakyat.
“IKN dibangun dengan keringat bangsa ini, dengan menggunakan uang rakyat yang berasal dari kas negara. Banyak yang dikorbankan dari berbagai aspek. Mulai dari aspek lingkungan, aspek ekonomi masyarakat dll,” ungkap Adi.
Belum lagi, lanjut Adi, IKN yang dibangun dengan anggaran kurang lebih Rp75 triliun tersebut tidak memberikan efek positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional tapi justru sebaliknya. Ekonomi nasional bangsa ini semakin menurun. Bahkan makin menambah tingginya angka kemiskinan.
“IKN di bangun di tengah badai PHK yang dirasakan para pekerja kita, kenaikan UKT dan biaya pendidikan, kenaikan harga beras dan kebutuhan pokok lainnya, korupsi yang menggila, dan beberapa hari lalu harga BBM juga ikut naik,” terangnya.
Lebih lanjut Adi juga mengkritik perayaan HUT RI ke 79 tahun di IKN yang memakan anggaran hingga Rp 87 miliar. Menurutnya, perayaan tersebut tidak mencerminkan sebuah bangsa yang merdeka dari penjajahan.
“Melainkan, apa yang dilakukan pemerintahan Jokowi tersebut bagian dari bentuk penjajahan. Terlebih lagi pelecehan bagi bangsa Indonesia”
“Di saat masyarakatnya bergotong royong mengumpulkan iuran perayaan HUT RI, mereka justru menghamburkan uang negara,” tegasnya.***
Bagus Iswanto