ABNnews – Sejumlah pengamat menyoroti mundurnya Airlangga Hartarto dari Ketua Umum (Ketum) Partai Golongan Karya (Golkar). Mereka menyebut lengsernya Airlangga semakin membuka jalan peluang Jokowi dan anggota keluarganya gabung ke partai berlambang Pohon Beringin itu.
“Misterius, tidak normal. Saya duga ada yang mengobok-obok partai tersebut. Terlebih sekarang beredar kabar Jokowi atau setidaknya keluarganya akan masuk ke Golkar,” kata Mantan peneliti senior Komite Pemantau Legislatif (KOPEL), Syamsuddin Alimsyah di Jakarta, Minggu.
Menurutnya, hampir bisa dipastikan ada sesuatu faktor dari eksternal dan internal yang memaksa Airlangga mundur dari Ketum Golkar, meski pelaku utamanya tidak nampak tapi dirasakan.
Di Kudeta
Politikus dan budayawan Soegeng Rahardjo Djarot alias Eros Djarot menilai pengunduran diri Airlangga Hartarto dari jabatannya sebagai Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Golkar dapat diistilahkan sebagai kudeta Golkar.
Menurut dia, patut diwaspadai adanya upaya seseorang yang ingin menjadi Ketum Partai Golkar, tetapi tidak mengikuti ketentuan anggaran dasar dan rumah tangga (AD/ART) partai sehingga berupaya menggunakan cara-cara lain.
“Saya rasa kalau ada istilah kudeta Golkar ya, kalau ada istilah begitu rasanya enggak salah juga ya,” kata Eros ditemui usai acara peluncuran buku biografi anggota DPR RI periode 1987—1997 Palar Batubara berjudul 75 Tahun Bang Palar Batubara, Jiwa Sang Patriot di Jakarta Selatan, Minggu.
Eros menilai mundurnya Airlangga dari kursi pimpinan partai berlambang pohon beringin itu misterius sehingga tak pelak memunculkan pertanyaan-pertanyaan, termasuk apa desain politik setelah Airlangga mundur.
“Kalau dibilang secara ikhlas (mundur) kok enggak terbaca ya, kalau mundur terkait pertimbangan yang sifatnya menyelamatkan negara, kok kayaknya juga kurang kuat alasannya. Jadi mundurnya kenapa?” tuturnya dilansir Antara.
AD/ART
Sementara itu, Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie mengatakan, ada kemungkinan Jokowi dan Gibran jika AD/ART dirubah maka menduduki Golkar. Atau bisa juga Jokowi mengutus wakilnya seperti Bahlil Lahaladia atau orang yang notabene pengurus Golkar yang menjadi ‘kaki tangan’ Jokowi.
“Tapi untuk mekanisme tentu mengikuti AD/ART Golkar. Gibran sudah berapa tahun jadi kader atau pengurus? Tunggu Munas atau Mukernas bulan Desember,” jelasnya.
Jerry menilai Airlangga mundur berarti ada satu prahara yang besar di Golkar. Harusnya Airlangga bertahan sampai Munas digelar, Airlangga bisa bertarung walau kalah tapi terhormat.
Agus dan Bahlil
Politikus Partai Golkar Andi Sinulingga mengatakan, Agus Gumiwang Kartasasmita akan menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Ketum Golkar untuk gantikan posisi Airlangga sementara. Andi juga membocorkan bahwa Bahlil Lahadalia akan menjadi Ketum Golkar definitif. Keputusan itu, kata Andi, akan dilakukan dalam forum Munas Golkar.
“Plt-nya Agus Gumiwang. Nanti Munas secepatnya, nanti Bahlil ketua umum,” tandas Andi.
Melalui keterangan dalam videonya, Airlangga Hartarto telah menyatakan mundur dari Ketum Golkar, Sabtu (10/8/2024). “Selama 60 tahun kita telah membuktikan semua itu di dalam Pemilu Legislatif 2024 kita telah bersama-sama menaikkan pencapaian partai kita dengan merebut 102 kursi DPR RI serta ratusan bahkan ribuan kursi parlemen di berbagai tingkat pemerintahan dari Sabang sampai Merauke,” jelas Airlangga.***
Bagus Iswanto