ABNnews — Bangladesh akan memulai pemerintahan baru dengan dipimpin Perdana Menteri ad interim, Muhammad Yunus. Peraih Nobel Perdamaian itu rencananya dilantik awal pekan ini. Ia akan memimpin 25 kementerian di negara tersebut.
Surat kabar The Daily Star pada Jumat melaporkan, berdasarkan publikasi daftar penunjukan kementerian, Yunus akan memimpin kabinet serta kementerian pertahanan bersama dengan angkatan bersenjata negara tersebut, kementerian pertanian, kementerian ilmu pengetahuan dan teknologi, kementerian energi, dan kementerian perdagangan, serta kementerian tekstil dan goni.
Yunus, yang juga seorang ekonom ini akan mengendalikan kementerian perkapalan dan sumber daya air, bersama dengan 16 kementerian lainnya.
Salehuddin Ahmed telah ditunjuk sebagai menteri keuangan Bangladesh, sementara Asif Nazrul akan memimpin kementerian hukum dan Sharmin Murshid akan bertanggung jawab atas kementerian kesejahteraan sosial.
Ahmed, seorang profesor yang juga memiliki gelar PhD dalam bidang ekonomi, sebelumnya menjabat sebagai kepala Bank Sentral Bangladesh. Penunjukan tokoh senior lainnya termasuk Sakhawat Hossain sebagai menteri dalam negeri dan Nurjahan Begum sebagai menteri kesehatan.
Hossain adalah seorang brigadir jenderal yang telah pensiun dan analis politik tentang pertahanan nasional, dengan 26 buku yang diterbitkan tentang topik tersebut. Begum, menteri kesehatan yang baru diangkat, adalah sekutu lama Yunus yang menggantikannya sebagai kepala Bank Grameen setelah Yunus pensiun pada 2011.
Hassan Ariff, yang ditunjuk sebagai menteri untuk administrasi lokal dan pengembangan wilayah pertanian, adalah mantan jaksa agung Bangladesh dan anggota Pengadilan Arbitrase Internasional.
Menteri kesejahteraan sosial yang baru, Sharmin Murshid, adalah seorang ahli terkenal dalam hukum pemilu yang pernah memimpin komisi pemantau pemilu negara tersebut.
Di masa lalu, Murshid adalah seorang aktris dan penyanyi yang tampil di unit-unit militer selama perang kemerdekaan Bangladesh.
Dari 15 menteri pemerintah yang ditunjuk pada Jumat, empat di antaranya adalah perempuan. Semua menteri memiliki pendidikan tinggi, sementara enam di antaranya memiliki gelar akademis di berbagai bidang.
Unjuk rasa mulai terjadi di Dhaka dan di seluruh Bangladesh setelah Gerakan Mahasiswa Anti-Diskriminasi mengumumkan “aksi non-kooperatif” berhari-hari dengan pihak berwenang pada Minggu (4/8).
Bentrokan antara mahasiswa, polisi, dan pendukung pemerintah meningkat menjadi kerusuhan. Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengundurkan diri di tengah kekacauan tersebut.
Pada Senin (5/8), media melaporkan bahwa Hasina dan saudara perempuannya telah meninggalkan kediaman resmi di Dhaka dan melarikan diri ke India, yang dikonfirmasi oleh Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar.