ABNnews –Perang antara Iran dan Israel bakal bergelora. Iran sedang mempersiapkan serangan terhadap Israel dalam beberapa hari mendatang.
Demikian laporan Surat kabar The Wall Street Journal (WSJ), Selasa, mengutip sejumlah pejabat Amerika Serikat (AS). WSJ melaporkan, potensi serangan diketahui dengan pergerakan sistem rudal. Realitas ini mengindikasikan serangan bisa jadi dilakukan dalam beberapa hari mendatang.
Sejak akhir pekan lalu, para pejabat AS mengatakan mereka telah mengamati Iran memindahkan peluncur rudal dan melakukan latihan militer.
Para pejabat tinggi AS berupaya menyerukan kepada Teheran untuk menghindari eskalasi konflik. Mereka juga mencari dukungan negara-negara Arab mengenai masalah ini, kata WSF dalam laporannya.
Gedung Putih pun dilaporkan khawatir bahwa serangan Iran yang diperkirakan akan terjadi itu mungkin disertai dengan serangan dari gerakan Syiah Lebanon, Hizbullah.
Sebelumnya pada Senin (5/8) malam, suara ledakan dilaporkan terdengar di kota Isfahan di wilayah tengah Iran.
Suara-suara ledakan itu terkait dengan latihan militer yang dilakukan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), kata Wakil Gubernur Isfahan Mohammad Reza Jannesar.
Pekan lalu, Israel telah melakukan pembunuhan ganda terhadap pemimpin Hizbullah dan Hamas di Beirut dan Teheran.
Sebagai tanggapan, dikutip dari Antara, Iran dan Hizbullah diperkirakan akan melancarkan serangan balasan terhadap Israel.
Persetujuan AS
Terpisah, Menteri Intelijen Iran Esmaeil Khatib mengatakan Israel mendapat lampu hijau dari Amerika Serikat (AS) untuk membunuh Kepala Biro Politik Kelompok Palestina Hamas, Ismail Haniyeh.
Menurut kantor berita Iran IRNA yang dikutip Sabtu, pernyataan tersebut disampaikan Menteri Esmaeil Khatib kepada keluarga Haniyeh, Hamas, dan rakyat Palestina terkait pembunuhan yang terjadi pada Rabu (31/7) lalu.
Khatib mengatakan pembunuhan Haniyeh oleh Israel dengan “persetujuan AS, sekali lagi menunjukkan kebrutalan entitas Zionis”, demikian pernyataan Khatib mengacu pada Israel.
Setelah pembunuhan Haniyeh, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa negaranya menganggap sebagai kewajiban untuk membalas darah tamu terhormatnya dan menyalahkan Israel atas tindakan tersebut.
“Kami menganggap balas dendamnya sebagai tugas kami,” kata pemimpin tertinggi tersebut.***
Bagus Iswanto