ABNnews — Wakil Menteri Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi mengajak generasi muda untuk mengubah perspektif terkait profesi petani. Padahal saat ini profesi petani bukan hanya sekadar mencari nafkah namun juga bagian dari gaya hidup masyarakat. Namun sayangnya banyak generasi muda yang enggan jadi petani.
Hal itu disampaikan Viva Yoga di acara Seminar Nasional bertema “Ekosistem Keuangan Inklusif Dalam Rangka Mendukung Swesembada Pangan Berbasis Badan Usaha Milik Petani (BUMP)” pada Rabu (18/12) kemarin di Jakarta.
“Banyak anak dan cucu petani yang tidak mau melanjutkan pekerjaan mulia dari orangtua atau kakeknya. Sekarang generasi muda enggan memilih petani menjadi pekerjaannya,” kata Viva Yoga.
Menurut mantan anggota Komisi IV DPR itu, saat ini generasi muda lebih memilih melakukan urbanisasi ke kota-kota besar dan menjadi buruh pabrik dengan upah yang belum mengangkat derajad hidupnya.
Pria asal Lamongan, Jawa Timur itu menegaskan, Indonesia adalah negara yang dua per tiga wilayahnya adalah lautan. Selain lautan, Indonesia juga dikaruniai tanah subur yang terhampar dari Sabang sampai Merauke, dari Talaud hingga Pulau Rote. Apapapun yang ditanam, semua bisa tumbuh.
“Potensi tersebut merupakan modal besar bagi bangsa Indonesia untuk swasembada pangan. Sebagai negara yang berada di bawah jalur khatulistiwa, Negeri kita ini kaya dengan sinar matahari,” paparnya.
“Melimpahnya sinar matahari inilah yang membuat tanaman cepat tumbuh besar. Masa kita kalah dengan negara yang memiliki empat musim,” tuturnya.
Luas lahan yang ada, ditambah potensi alam yang mendukung inilah yang menjadi modal besar bangsa Indonesia untuk lebih menggalakkan sektor pertanian. Untuk itu Wakil Ketua Umum PAN itu mengajak generasi muda menjadi
Dalam kesempatan itu, Viva Yoga Mauladi tak hanya memberikan pemaparan terkait tema namun dirinya juga mengukuhkan Satgas Ketahanan Pangan Nasional Crew 8 Indonesia.
Selain membantu pemerintah dalam program swasembada pangan, Viva Yoga berharap organisasi Crew 8 Indonesia yang diketuai oleh Kolonel (Purn.) Catur Puji Santoso, S.E., M.M. itu dapat mengubah perspektif generasi muda terhadap profesi petani.
Perubahan perspektif tersebut, lanjut Viva, butuh transformasi budaya. “Petani adalah pahlawan pangan. Menjadi petani juga bisa kaya. Untuk mengubah perspektif generasi muda terhadap petani perlu adanya transformasi sosial budaya,” imbuhnya
***