ABNnews — Kelompok pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) secara mengejutkan merebut dan menguasai Aleppo, kota terbesar kedua di Suriah, dari tangan pasukan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.
Reuters melaporkan, kelompok pemberontak memulai serangan mereka sejak hari Rabu lalu. Kemudian pada Jumat malam, unit operasi yang mewakili serangan tersebut mengatakan mereka telah menyisir berbagai kawasan di Aleppo.
Para petempur oposisi, yang dipimpin oleh kelompok militan oposisi HTS melakukan sweeping mendadak melalui kota-kota yang dikuasai pemerintah. HTS mengklaim berhasil mencapai Aleppo hampir satu dekade setelah dipaksa keluar dari kota itu oleh pasukan pemerintahan Assad dan sekutunya.
Kelompok HTS mengklaim menguasai lebih dari separuh Kota Aleppo. Keberhasilan kelompok pemberontak dinilai sebagai serangan terbesar terhadap pemerintah Suriah dalam beberapa tahun.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan angkatan udaranya telah melancarkan serangan terhadap pemberontak Suriah untuk mendukung Assad.
Hayat Tahrir al-Sham, yang dulu dikenal sebagai Front Nusra, ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat (AS), Rusia, Turki, dan negara-negara lain. Assad adalah sekutu dekat Moskow.
Di Washington, Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih (NSC) mengatakan pihaknya memantau situasi dengan saksama dan telah melakukan kontak dengan ibu kota regional selama 48 jam terakhir.
Juru bicara NSC, Sean Savett mengatakan penolakan Suriah untuk terlibat dalam proses politik dan ketergantungannya pada Rusia dan Iran telah “menciptakan kondisi yang sedang terjadi saat ini, termasuk runtuhnya garis pertahanan rezim Assad di Suriah barat laut.”
Savett mengatakan AS tidak ada hubungannya dengan serangan yang dipimpin “organisasi teroris yang ditunjuk” dan “mendesak de-eskalasi serta proses politik serius dan kredibel” berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254 tahun 2015, yang menetapkan langkah-langkah untuk gencatan senjata dan transisi politik.
Perang di Suriah, yang telah menewaskan ratusan ribu orang dan membuat jutaan orang mengungsi, telah berlangsung sejak 2011 tanpa akhir yang resmi. Sebagian besar pertempuran besar di Suriah terhenti beberapa tahun lalu setelah Iran dan Rusia membantu pemerintah Assad merebut kendali atas sebagian besar wilayah dan semua kota besar.
Aleppo telah dikuasai dengan kuat oleh pemerintah Suriah dan sekutunya Rusia, Iran, dan milisi Syiah regional, sejak kemenangan di sana pada tahun 2016, salah satu titik balik utama dalam perang tersebut.